Penjelasan Titi Buwuk dalam Padewasan Bali

Author:
Share
pixabay.com

Titi Buwuk adalah salah satu konsep penting dalam tradisi padewasan di Bali yang berkaitan dengan penentuan hari baik dan buruk untuk melakukan kegiatan tertentu. Hari-hari yang termasuk dalam kategori Titi Buwuk ditentukan berdasarkan ketentuan padewasan yang sudah ada secara definitif.

Definisi Titi Buwuk

Titi Buwuk merujuk pada hari-hari tertentu dalam kalender Bali yang dianggap memiliki pantangan tertentu. Pada hari-hari ini, terdapat larangan untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti membangun jembatan atau bepergian untuk mencari solusi masalah (matedung/matenung). Hal ini dikarenakan hari-hari Titi Buwuk dianggap kurang baik untuk aktivitas-aktivitas tersebut.

Penentuan Hari Titi Buwuk

Hari Titi Buwuk ditentukan berdasarkan kombinasi antara wuku (pekan dalam kalender Bali) dan wewaran (sapta wara dan panca wara). Berikut adalah contoh penentuan hari Titi Buwuk dalam beberapa wuku:

– Wuku Sinta: Titi Buwuk jatuh pada Selasa Wage.

– Wuku Landep: Titi Buwuk jatuh pada Rabu Pon.

– Wuku Ukir: Titi Buwuk jatuh pada Jumat Umanis.

Setiap wuku memiliki ketentuan berbeda mengenai wewaran yang menyertainya, dan hal ini membuat penentuan hari Titi Buwuk bervariasi sesuai dengan kombinasi tersebut.

Makna Titi Buwuk

Titi Buwuk dimaknai sebagai hari pantangan, khususnya untuk membuat jembatan dan aktivitas serupa. Selain itu, hari-hari Titi Buwuk juga dianggap tidak baik untuk bepergian dalam rangka mencari solusi masalah atau konsultasi (matedung/matenung). Larangan ini berdasarkan kepercayaan bahwa aktivitas tersebut pada hari Titi Buwuk dapat membawa hasil yang tidak diinginkan atau berujung pada kegagalan.

Implikasi Titi Buwuk dalam Kehidupan Masyarakat Bali

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bali sangat memperhatikan hari-hari Titi Buwuk untuk menghindari melakukan aktivitas yang dilarang. Misalnya, jika ada rencana untuk membangun jembatan atau bepergian untuk konsultasi penting, mereka akan memilih hari lain yang tidak termasuk dalam Titi Buwuk.

Penghindaran terhadap hari Titi Buwuk merupakan bentuk ketaatan terhadap tradisi dan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun. Masyarakat Bali percaya bahwa mengikuti ketentuan padewasan, termasuk menghindari Titi Buwuk, akan membawa keharmonisan dan menghindarkan mereka dari kesulitan atau bencana yang mungkin timbul akibat pelanggaran terhadap ketentuan tersebut.

Kesimpulan

Titi Buwuk adalah bagian integral dari tradisi padewasan di Bali yang menunjukkan betapa pentingnya ketaatan terhadap ketentuan hari baik dan buruk dalam kehidupan masyarakat Bali. Dengan memahami dan mematuhi hari-hari Titi Buwuk, masyarakat dapat menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana dan harmonis, serta menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual sesuai dengan kepercayaan dan tradisi leluhur mereka. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!