Peringatan “Jaya Stambha” 1111 Tahun Prasasti Blanjong digelar dengan khidmat di Pura Dalem Blanjong, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, pada Jumat 7 Februari 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, serta sejumlah tokoh budaya dan masyarakat setempat.
Turut hadir dalam acara tersebut Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Ny. Putri Koster, Bendesa Adat Intaran, I Gusti Agung Alit Kencana, serta berbagai pihak yang peduli terhadap pelestarian warisan budaya.
Dalam sambutannya, Sekda IB Alit Wiradana mengapresiasi pelaksanaan peringatan 1111 Tahun Jaya Stambha Prasasti Blanjong sebagai bentuk penghormatan terhadap cagar budaya yang menjadi saksi sejarah awal keberadaan kerajaan Bali Kuno.
“Prasasti Blanjong adalah warisan penting yang menyimpan nilai sejarah, budaya, dan arsitektural. Pelestariannya bukan hanya menjaga jejak masa lalu, tetapi juga menjadi investasi bagi generasi mendatang. Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan cagar budaya ini,” ujar Alit Wiradana.
Ia juga menekankan pentingnya peran komunitas dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan cagar budaya. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan generasi muda semakin sadar akan pentingnya melestarikan sejarah dan aksara Bali.
Ketua Panitia Pelaksana, I Wayan Sila Sayana, mengungkapkan bahwa peringatan “Jaya Stambha” Blanjong ke-1111 Tahun bertujuan untuk mengingat kembali sejarah Sanur sebagai kota pelabuhan yang sudah ada sejak Tahun Saka 835.
Berbagai kegiatan pun digelar dalam acara ini, termasuk pementasan Tari Topeng oleh Rumah Topeng Sanur yang dibawakan oleh Made Kara. Selain itu, diadakan diskusi tentang Prasasti Blanjong guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya benda cagar budaya dan aksara kuno.
“Kami berharap acara ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya dan menginspirasi generasi muda untuk lebih tertarik belajar aksara Bali,” ungkap Wayan Sila.
Peringatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya serta memperkenalkan sejarah Denpasar kepada masyarakat luas. Dengan upaya bersama, diharapkan Prasasti Blanjong tetap lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. (TB)