Sumber: www.boombastis.com |
Tahun
2018 lalu, seorang perempuan dari Bali membuat geger. Hal ini lantaran
perempuan itu sudah dinyatakan meninggal oleh suaminya. Akan tetapi, saat akan
dikuburkan perempuan itu malah bergerak-gerak dan hidup. Bahkan perempuan itu
pun kerauhan.
Hal
itu dialami oleh Ni Wayan Norti yang saat itu berumur 39 tahun. Ia berasal dari
dusun Pau, Desa Tihingan, Banjarangkan, Klungkung Bali. Hal ini pun membuat
heboh warga setempat.
Berikut
ini kronologinya yang dilansir dari Boombastis.com dan Tribun Bali.
Kepala
Desa Dusun Pau, I Wayan Ardana Ariasa mengatakan Ni Wayan Norti dikabarkan
meninggal pada Selasa, 13 Maret 2018. Sebelum dikabarkan meninggal, Norti
terlihat sehat walafiat.
Bahkan
ia masih bisa mengikuti prosesi melasti yang dilaksanakan dalam rangka menyambut
Hari Raya Nyepi di Pantai Watu Klotok Klungkung. Saat berlangsungnya prosesi
melasti ini Norti seperti orang kerauhan. Setelahnya ia bersama suaminya pun
pulang.
Setelah
itu, ia diajak suaminya, I Nyoman Sutiasa ke kontrakan mereka yang berada di
daerah Denpasar. Hal ini dikarenakan sang suami yang harus bekerja sebagai
sopir wisatawan besoknya. Sementara itu, kedua anak mereka tinggal di Pau.
Akan
tetapi esoknya pada hari Selasa, 14 Maret 2018, I Wayan Ardana melalui
sambungan telepon menerima kabar tentang meninggalnya Norti sekitar pukul
09.30. Sang suami yakni Sutiasa meminta izin melalui telepon kepada kepala
dusun karena ingin menguburkan sang istri di desa kelahirannya.
Proses
izin pemakaman ini ternyata tidaklah mudah, pihak keluarga bahkan melarang
Sutiasa untuk menguburkan Ni Wayan karena masih ada upacara adat menyambut
Nyepi yang membuat beberapa ruas jalan ditutup. Disarankan untuk dititipkan sementara
di rumah sakit.
Saran
tersebut malah ditolak mentah-mentah oleh Sutiasa. Nasehat dari pihak adat
untuk menguburkan Ni Wayan setelah Nyepi, hingga mencegat kendaraannya juga tak
dianggap. Akhirnya jasad Ni Wayan yang diikat di jok belakang masih dibawa
pulang untuk rencananya segera dikuburkan.
Jasad
Ni Wayan Norti sampai di Dusun Pau sekitar pukul 13.00 siang. Ketika itu para
warga sekitar berkerumun dan membantu mengangkat jasadnya yang semula berada di
dalam mobil.
Namun,
kenanehan tiba-tiba saja terjadi karena Ni Wayan Norti bergerak dan kembali
hidup. Sebagian orang kaget namun tetap membawa Norti ke kamarnya. Menurut
Ardana yang ketika itu sempat memegang tangan Norti, tangannya dingin hanya
bagian lengannya memang hangat. Pihak kerabat kemudian memanggil dokter,
sayangnya upaya tersebut sia-sia karena Norti menolak untuk diperiksa.
Karena
keganjilan tersebut, pihak keluarga membawa Ni Wayan Norti menuju Pura
Pajenengan Sakti, Desa Adat Pau untuk kemudian melakukan ritual penyucian diri.
Namun, hal tersebut justru membuat Ni Wayan Norti kembali kerauhan yang disusul
oleh beberapa kerabat yang lain dalam waktu yang bersamaan. Di tengah kerauhannya itu, Norti sempat
membuat heboh dan geger warga karena ia berlari untuk menemui kedua anaknya di
rumah.
Sementara
itu, dilansir dari Tribun Bali, Ni Wayan Norti saat dikatakan meninggal
tersebut diyakini mati suri. Ia terbangun setelah mendapat pesan untuk
menjalani kehidupan sebagai seorang dwijati. Disebutkan bahwa pada Selasa 13
Maret 2018 mendadak Norti kejang-kejang lalu tidak bergerak selama 3 jam lebih.
Norti
pun dinyatakan meninggal oleh suaminya Nyoman Sutiasa. Sutiasa tidak melarikan
istrinya ke rumah sakit untuk memastikan apakah istrinya meninggal atau tidak. Tapi
ia malah membawa jenazah istrinya pulang ke rumahnya di Pau.
Saat
jenazah Norti digotong oleh kerabatnya, mendadak tubuhnya bergerak pelan. Begitu
jenazah ditidurkan di bale-bale, Norti bangkit dan langsung kerauhan. Hingga di
Pura Pejenengan Sakti Norti masih kerauhan. Menurut beberapa warga dan
kerabatnya, Norti menerima pawisik harus menjalani kehidupan sebagai seorang
dwijati dengan gelar, Sri Mpu Basuki Bian Ratu Sakti. (TB)