Dianggap Setingan, Petinju PON Bram Tegaskan Itu Tidak Benar, Akui Kekalahannya dari De Gadjah

Author:
Share

Pertandingan puncak No Drama Fight Reborn di Sunset Bar, Seminyak, Badung, Minggu (24/8/2025), yang mempertemukan Made Muliawan Arya alias De Gadjah dan Bram Hendra Betaubun masih ramai diperbincangkan publik. Laga yang berakhir dengan kemenangan KO De Gadjah itu disebut rekayasa oleh pengguna media sosial.

Namun, Bram, petinju asal Ambon yang dua kali merebut emas di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 dan Aceh-Sumut 2024 menepis keras tuduhan tersebut.

“Kalau ini dibilang settingan, saya sebagai atlet PON juga punya harga diri dan rasa tidak mau kalah,” kata Bram saat ditemui di Bali, Senin (25/8/2025).

BACA JUGA  Pertemuan Prabowo-Megawati, De Gadjah Dorong Semangat Persatuan Politik di Bali

Bram mengungkapkan, faktor utama kekalahannya bukan karena laga diatur, melainkan karena dirinya tidak berada dalam kondisi prima. Sejak menjuarai PON 2024, ia mengaku vakum dari latihan serius.

“Setahun saya off latihan, bahkan sehari sebelum pertandingan saya tidak tidur,” ungkapnya.

Selama berada di Bali, ia juga kurang menjaga kondisi. “Saya minum, keluar malam, kurang tidur, merasa fisik masih aman. Ternyata pas di ring kehabisan napas,” ujarnya.

Akibat kondisi drop itu, ia tak mampu bertahan menghadapi serangan De Gadjah. “Masuklah pukulan Big Daddy ke saya sampai dislokasi, bahkan kena rahang. Ternyata pukulannya keras di luar perkiraan,” jelasnya.

BACA JUGA  Bram ‘The Killer’ Tantang De Gadjah Duel di Seminyak, Siap Bikin KO di Ronde Kedua

Bram juga mengaku terlalu percaya diri menghadapi De Gadjah yang dikenal publik lebih sebagai politisi dan ketua Pertina Bali ketimbang petinju profesional.

“Karena menganggap Big Daddy bukan atlet, jadi saya tidak persiapan sama sekali. Saya pikir umur saya masih oke dan fisik masih kuat,” kata Bram.

Namun kenyataannya di ring berbeda. Perbedaan bobot tubuh, yakni Bram 94 kg vs De Gadjah 108 kg, juga membuat pertarungan terasa berat baginya.

Menanggapi tuduhan publik soal rekayasa, Bram kembali menegaskan bahwa pertarungan itu murni duel sportif.

BACA JUGA  De Gadjah Minta Polemik Lift Kaca Kelingking Disikapi Bijak, Tekankan Pentingnya Kepastian Investasi di Bali

“Yang beranggapan ini settingan, silakan coba sparing dengan Big Daddy. Umurnya beda, bobot beda, dan dia memang punya power. Jadi tidak ada rekayasa,” tegasnya.

Bram juga menolak anggapan bahwa laga tersebut hanya untuk menaikkan popularitas lawannya. “Dia mah sudah terkenal, mau di tinju, olahraga, atau politik. Mau terkenal kaya gimana lagi?” ujarnya.

Dari kekalahan ini, Bram mengaku mendapat pelajaran penting. “Moral value dari fight ini, saya tidak boleh meremehkan lawan. Harus tetap latihan meskipun lawannya bukan atlet. Pola hidup sehat, istirahat cukup, dan persiapan serius itu kuncinya,” tutupnya. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!