Buleleng Hasilkan 416 Ton Sampah per Hari, PSBS Dinilai Jadi Langkah Penyelesaian

Author:
Share

Kabupaten Buleleng kini menjadi sorotan dalam upaya mewujudkan Bali Bersih dan Bebas Sampah. Dari total 3.400 ton sampah harian di seluruh Bali, Buleleng menyumbang sekitar 416 ton per hari. Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Bali terus memperkuat implementasi Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) melalui sosialisasi, edukasi, dan pendampingan langsung ke masyarakat.

Program ini kembali disosialisasikan di dua titik strategis, yakni Balai Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, serta Kantor Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Jumat (31/10/2025). Kegiatan tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, perangkat desa, dan organisasi masyarakat.

Salah satu narasumber utama, Guru Besar Pertanian Organik Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S., menegaskan bahwa pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga sebagai sumber utama.

BACA JUGA  Duta Padas Putri Suastini Koster Dapat Penghargaan dari Menteri LHK Terkait Pengelolaan Sampah

“Sampah jangan dibakar dan jangan dibuang sembarangan. Pisahkan antara organik dan anorganik. Pembakaran plastik bisa menghasilkan dioksin berbahaya yang menyebar hingga lima kilometer,” tegasnya.

Ia mendorong setiap desa di Buleleng membentuk unit pengelolaan sampah dan menyediakan tong komposter untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk alami. Menurutnya, sinergi antara kelian subak, bendesa adat, dan kepala desa menjadi faktor kunci keberhasilan PSBS.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Wiranegara, menjelaskan bahwa kebijakan PSBS telah diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025. Aturan ini melarang praktik open dumping dan membatasi penggunaan air minum dalam kemasan sekali pakai.

BACA JUGA  Putri Koster Sosialisasikan PSBS di Karangasem, Bali Hasilkan 3.463 Ton Sampah per Hari, 42,79% Dibuang ke TPA Suwung

“Enam puluh persen sampah Bali berasal dari rumah tangga. Kalau kita kelola sejak dari sumber, masalah sampah akan berkurang drastis,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan agar gerakan ini tidak berhenti di tingkat kampanye, tetapi benar-benar menjadi bagian dari budaya hidup bersih masyarakat Bali.

Dukungan konkret datang dari Camat Kubutambahan, I Nyoman Arya Lanang Subahagia Putra, yang telah membentuk Bank Sampah di kantor camat bekerja sama dengan Bank Sampah Induk. Melalui inisiatif ini, pegawai rutin mengumpulkan sampah anorganik bernilai jual setiap minggu. Selain itu, di wilayahnya telah dibangun teba modern dan delapan TPS3R yang aktif mengolah sampah di tingkat desa.

BACA JUGA  Dukung Buleleng Festival 2025, Giri Prasta Serahkan Bantuan Rp50 Juta

Tak ketinggalan, Sekretaris I TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Hermawati Supriatna, mengajak seluruh lapisan masyarakat mengubah pola pikir dari “membuang” menjadi “mengelola”.

“Sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Kalau setiap rumah tangga mau memilah, Bali pasti bisa benar-benar bebas dari sampah,” ujarnya.

Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan penuh masyarakat, Buleleng kini menjadi salah satu daerah percontohan penerapan PSBS di Bali. Pemerintah Provinsi Bali optimistis langkah ini akan menjadi fondasi kuat menuju Bali Bersih, Sehat, dan Berkelanjutan dari desa ke desa. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!