Di kaki Pegunungan Cycloop yang megah, berdiri sebuah pura indah yang menjadi pusat spiritual sekaligus simbol kerukunan umat beragama di Papua.
Pura Agung Giri Cycloop, demikian namanya, menjadi tempat bersejarah bagi umat Hindu di Sentani dan Jayapura, serta menjadi destinasi wisata religi yang semakin dikenal.
Pura Agung Giri Cycloop resmi berdiri pada 6 Januari 2019. Peresmian dilakukan oleh I Nyoman Cantiasa, yang saat itu menjabat sebagai Kasdam XVII/Cenderawasih.
Pembangunan pura ini dilakukan secara gotong royong oleh umat Hindu bersama anggota TNI, Polri, dan masyarakat setempat.
Tak hanya sebagai rumah ibadah, kehadiran pura ini menjadi simbol kuatnya toleransi di tanah Papua, di mana umat lintas agama ikut mendukung keberadaannya.
Berlokasi di kompleks Yonif Raider 751/VJS, Kampung Hinékombé, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pura ini menjadi pusat persembahyangan umat Hindu dari berbagai daerah di Papua.
Selain fungsi keagamaan, Pura Giri Cycloop juga kerap dikunjungi wisatawan. Letaknya di lereng pegunungan menghadirkan panorama alami yang menawan, menjadikannya salah satu destinasi wisata religi yang unik di Papua.
Keberadaan pura ini juga memperlihatkan persenyawaan budaya antara Papua dan Bali. Dalam sambutannya saat peresmian, Kasdam XVII menyinggung bagaimana burung cenderawasih yang sakral di Papua juga menjadi simbol dalam budaya Bali sebagai pengantar roh menuju kayangan. Sebaliknya, tifa, alat musik khas Papua, juga dianggap suci dalam tradisi Bali.
Harmonisasi budaya ini menegaskan bahwa perbedaan dapat menjadi kekuatan pemersatu.
Upacara-upacara keagamaan di Pura Giri Cycloop tak jarang melibatkan masyarakat lintas agama. Dari upacara Ngenteg Linggih hingga perayaan hari besar Hindu, partisipasi warga sekitar mencerminkan eratnya persaudaraan. (TB)