 |
| Istimewa |
Di
Bali, ada banyak pura yang terletak di dalam goa seperti Pura Goa Lawah, Pura
Goa Raja, hingga Pura Goa Gong. Dan ada salah satu pura dalam goa yang tak
kalah sakral yakni Pura Goa Pageh.
Di
kawasan pura ini ada Pura Taman Goa Batu Pageh dan Pura Dalem Goa Batu Pageh. Pura
ini berada di Banjar Kangin, Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Keberadaan
Pura Goa Pageh ini berkaitan erat dengan perjalanan dari seorang Rsi bernama Dhang
Hyang Nirarta. Dhang Hyang Nirartha merupakan orang suci yang melakukan
perjalanan suci dari Jawa ke Bali.
Dulu,
Pura Taman Sari Batu Pageh disebutkan sebagai pasraman bagi Dhang Hyang
Nirarta. Sementara itu, Pura Dalem Goa Batu Pageh adalah pertapaan dari Dhang
Hyang Nirarta.
Mangku
Pura Taman Sari Goa Batu Pageh, Jero Mangku Wayan Karbin yang dilansir dari
Bali Express mengatakan, bukti nyatanya yaitu hal ini adalah adanya beberapa
pratima dan sebuah batu besar yang ada di dalam goa. Hal itu dipercaya sebagai
tempat pertapaan Dhang Hyang Nirartha.
Pura
Taman dan Pura Dalem Batu Pageh hanya diempon oleh satu keluarga besar dan
masyarakat sekitar.
Untuk
tiba di Pura Dalem Goa Batu Pageh, pamedek dapat melalui pintu belakang Pura
Taman Sari. Pemedek kemudian melewati puluhan anak tangga yang terlihat
berjejer rapi di tepian tebing.
Perjalanan
menuruni anak tangga yang curam memang dirasa agak sulit, belum lagi harus
berhati-hati dengan monyet yang berkeliaran mencari makan di kawasan itu.
Selang tiga meter kita berjalan melewati anak tangga, akan terlihat dua buah
palinggih di sisi kiri.
Di
palinggih ini, diwajibkan menghaturkan canang atau sekadar rarapan sebagai
tanda memohon izin berkunjung. Jika terus berjalan mengikuti anak tangga, maka
akan terlihat tebing curam yang menjulang ke atas.
Pura
Dalem Goa Batu Pageh merupakan salah satu pura yang menyungsung Ida Ratu Gede
Mas Macaling Dalem Nusa. Di pura ini, Ida Ratu Gede Mas Macaling distanakan
sebagai patih dari Ida Bhatara Begawan Panglingsir.
Ditemukannya
tiga arca sebagai pratima inti di Pura Dalem Goa Batu Pageh, menjelaskan asal
usul pura tersebut. Adapun pretima yang masih disimpan adalah pretima Panglingsir yang berbentuk kotak
dengan ukiran khusus, pretima Pemayun Kembar yang berbentuk patung macan kembar
sepasang, dan pretima Ratu Gede yang
berbentuk tapel kotak yang menyerupai topeng.
Selain
tiga buah pretima itu, ada juga pretima yang berbentuk ikan bersayap dan singa.
Dua pretima itu berkaitan dengan legenda yang ada di masyarakat tentang pura
ini.
Dikisahkan
Ida Ratu Gede Mas Macaling yang berstana di Pura Dalem Peed Nusa Penida, ingin
melancaran ke Pulau Bali. Karena dihalangi lautan, akhirnya beliau dibantu oleh
seekor ikan kembung yang memiliki sayap.
Banyak pamedek yang datang ke pura ini untuk memohon
keselamatan. Selain itu, ada juga pemedek yang memohon ilmu kewisesan atau
kesaktian.
Banyak
dari pemedek yang datang membawa keris
dan pusaka lainnya. Bahkan balian juga datang ke sini untuk memohon kesaktian.
(TB)