![]() |
Website Kota Palangkaraya |
Umat Hindu asal Bali yang berada di perantauan Kalimantan, khususnya di Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, memiliki sebuah pura yang keberadaannya begitu melekat dengan leluhur Suku Dayak di Kalimantan. Pura Sali Paseban Batu, merupakan tempat ibadah yang menjadi pemersatu antara umat Hindu Bali dengan Umat Hindu Kaharingan.
Pura Sali Paseban Batu adalah salah satu tempat ibadah bagi umat Hindu yang berada di kawasan Batu Banama Bukit Tangkiling, salah satu destinasi wisata religi di Kota Palangka Raya. Pura ini memiliki daya tarik khusus dengan ornamen khas dan suasana persembahyangan yang berbeda dari pura lainnya. Ini disebabkan karena Pura Sali Paseban Batu merupakan pura integrasi antara Hindu Bali dan Hindu Kaharingan, yang memperkuat hubungan erat antara kedua komunitas yang berbeda ini.
Sejarah dan Lokasi
Pura Sali Paseban Batu dibangun pada tahun 1996, sementara umat Hindu asal Bali telah mendiami wilayah tersebut sejak tahun 1990. Terletak di Jalan Batu Banama, Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, pura ini berdiri di lahan seluas 360 m². Lokasinya yang strategis berada dalam wilayah objek wisata Batu Banama Bukit Tangkiling menjadikannya tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tujuan wisata religi.
Fasilitas dan Akses
Pura Sali Paseban Batu dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan para pengunjung dan umat yang hendak beribadah, termasuk fasilitas air bersih dan toilet. Pura ini dikelola oleh Persatuan Hindu Bali Tangkiling, yang memastikan kelancaran berbagai kegiatan keagamaan dan menjaga kebersihan serta kerapian pura.
Akses menuju Pura Sali Paseban Batu dapat ditempuh melalui jalur darat dengan menggunakan transportasi roda dua, roda empat (mobil), dan bus pariwisata. Lokasinya yang mudah dijangkau membuat pura ini sering dikunjungi, baik oleh umat Hindu maupun wisatawan yang tertarik dengan wisata religi.
Kehidupan Sosial dan Keagamaan
Di wilayah ini, terdapat setidaknya 52 kepala keluarga asli Bali yang turut menjaga keberadaan pura dan menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat Dayak setempat. Kehidupan sosial dan keagamaan di Pura Sali Paseban Batu sangat dinamis, dengan berbagai kegiatan persembahyangan yang melibatkan kedua komunitas ini. Suasana persembahyangan di Pura Sali Paseban Batu Tangkiling sangat unik karena mencerminkan integrasi antara Hindu Bali dan Hindu Kaharingan, memperkuat ikatan persaudaraan dan toleransi beragama.
Sebelum menjabat sebagai Gubernur Bali, Dewa Made Bharata, pernah melakukan tirta yatra (ziarah suci) ke daerah ini, menandakan pentingnya Pura Sali Paseban Batu dalam kehidupan spiritual umat Hindu di Kalimantan.
Pura Sali Paseban Batu tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga simbol persatuan dan kerukunan antar umat beragama. Dengan keberadaannya yang terjaga baik, pura ini terus menjadi tempat suci yang penuh makna bagi umat Hindu di Kalimantan, sekaligus menjadi daya tarik wisata religi di Kota Palangka Raya. (TB)