Gubernur Bali, Wayan Koster menghadiri secara langsung upacara melaspas dan meresmikan Pura Santa Citta Bhuwana yang terletak di Kallankote, Belanda.
Pura ini menjadi simbol kuat semangat gotong royong dan dedikasi masyarakat Bali di luar negeri, khususnya di Eropa.
Upacara melaspas dipimpin oleh Ida Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun dan berlangsung dengan khidmat serta penuh makna.
Ratusan warga diaspora Bali yang tinggal di Belanda hadir dengan antusias, disertai kehadiran masyarakat Bali dari negara-negara tetangga seperti Jerman, Prancis, Inggris, Belgia, dan Norwegia.
Turut hadir dalam acara ini Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Bapak Mayerfas beserta istri dan jajaran KBRI, Ketua Yayasan Bali Abdi Samasta Made Aniadi, Ketua Komunitas Hindu di Belanda Ibu Ketut Sriwahyuni, serta pemilik Taman Indonesia Ibu Marlisa dan Mr. Diederik Wareman.
Sejumlah tokoh masyarakat turut memberikan dukungan moril dan spiritual terhadap terwujudnya pura ini.
Pura Santa Citta Bhuwana dibangun atas inisiatif masyarakat Bali di Belanda yang difasilitasi oleh Yayasan Bali Abdi Samasta, dengan dana hasil gotong royong masyarakat serta dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Belanda.
Seluruh material bangunan didatangkan langsung dari Bali untuk menjaga nilai-nilai budaya dan estetika arsitektur Bali.
Dalam sambutannya, Duta Besar Mayerfas menyampaikan bahwa keinginan untuk membangun pura ini telah muncul sejak lama, namun baru terealisasi mulai tahun 2023.
Ia menekankan bahwa pura ini merupakan pura pertama di Eropa yang dibangun sepenuhnya oleh masyarakat Bali melalui gotong royong.
Ia menyebut momen peresmian ini sebagai tonggak bersejarah, bukan hanya untuk masyarakat Bali, tetapi juga kebanggaan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Gubernur Bali Wayan Koster memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh masyarakat Bali di Belanda atas semangat luar biasa mereka dalam membangun pura hingga rampung dan dapat diresmikan tepat pada Hari Raya Kuningan.
Sebagai bentuk dukungan dan rasa terima kasih, Koster turut membantu seluruh biaya pelaksanaan upacara melaspas serta menghadirkan sulinggih dan pemangku dari Bali.
Koster juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Kedutaan Besar RI di Belanda serta pemilik Taman Indonesia, Marlisa, yang dengan penuh cinta terhadap Indonesia dan Bali telah menghibahkan lahan bagi keberadaan pura ini.
Ia berharap Pura Santa Citta Bhuwana dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Bali di Belanda, tidak hanya sebagai tempat sembahyang saat hari raya, tetapi juga sebagai wadah untuk membangun kebersamaan, rasa kekeluargaan, dan memperkuat jati diri budaya Bali di luar negeri.
Kehadiran Gubernur Bali disambut dengan penuh antusias oleh masyarakat Bali dan warga Belanda.
Koster bahkan menjadi pusat perhatian dan diminta berfoto bersama serta swafoto oleh para hadirin sebagai bentuk kebanggaan dan kebahagiaan atas kehadirannya. (TB)