Pura Tirta Pingit Besakih, Dipercaya Pernah Jadi Tempat Rsi Markandeya Bertapa

Author:
Share
Sumber Foto: Website Pura Besakih

Pura Tirta Pingit Besakih, sebuah tempat suci di Bali yang menghanyutkan, menawarkan pengalaman spiritual dan keindahan alam yang mendalam. Terletak tak begitu jauh dari Pura Pengubengan, Besakih, Karangasem, Bali, perjalanan menuju pura ini bukanlah sekadar petualangan fisik, tetapi juga perjalanan menuju kedamaian batin.

Memasuki Keindahan Alam

Dalam perjalanan menuju Pura Tirta Pingit Besakih, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Melalui jalan setapak yang tertata rapi, mereka akan menuruni ratusan anak tangga selama sekitar 15 menit, melewati lembah yang indah dan hutan yang sejuk. Udara yang segar dan suasana yang tenang akan menyambut setiap langkah perjalanan.

Karakteristik Bangunan

Sesampainya di Pura Tirta Pingit Besakih, pengunjung akan terpesona oleh keindahan arsitektur dan keberadaan mata air suci di dalam kompleks pura. Pura ini terbagi menjadi tiga kawasan: nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. 

Nista mandala adalah tempat pertama yang ditemui, tempat untuk mencuci muka dan melukat. Madya mandala adalah tempat untuk istirahat dan mempersiapkan persembahyangan. Di dalam kompleks ini, terdapat juga beberapa pelinggih bebaturan yang menambah kesakralan tempat ini.

Keberadaan Mata Air Suci

Nama “Tirta Pingit” tidak diberikan secara sembarangan. “Tirta” berarti air suci, sesuai dengan keberadaan mata air suci di dalam area pura ini. Dipercaya bahwa mata air suci ini tidak akan pernah habis. Pura ini memiliki dua sisi: sisi pertama digunakan untuk mencuci muka, tangan, dan kaki, sementara sisi kedua digunakan untuk melukat, atau membersihkan diri dari kesialan dan keletehan. 

Di pura ini diyakini pada zaman dahulu menjadi tempat bertapa Sang Maha Rsi Markandeya untuk membuat konsep Pura Agung Besakih yang kini konsepnya dikenal dengan konsep Astadala atau seperti kelopak bunga teratai yang bagian sari nya berkonotasi sebagai Padma Tiga (siwa, sadasiwa, paramasiwa).

Tradisi dan Upacara

Pura Tirta Pingit Besakih bukan hanya tempat untuk bersembahyang, melainkan juga tempat untuk melaksanakan tradisi dan upacara keagamaan. Piodalan di pura ini jatuh pada hari Budha Wage Kelawu. Tradisi melukat, salah satu kegiatan penting bagi umat Hindu, dilaksanakan di sini dengan membawa seserahan berupa bungkak gading. 

Setelah melukat dan bersembahyang, pengunjung biasanya membawa pulang tirta suci dalam jerigen kecil sebagai simbol keberkahan. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!