Sejarah dan Keunikan Pura Andakasa, Tempat Suci Penuh Aura Spiritual

Author:
Share

Pura Andakasa merupakan salah satu pura penting di Bali yang memiliki sejarah panjang, terutama terkait dengan perkembangan agama Hindu di pulau Dewata pada abad ke-11.

Pura ini didirikan oleh Mpu Kuturan, seorang tokoh spiritual yang memainkan peran besar dalam penyebaran ajaran Hindu di Bali.

Keberadaan Pura Andakasa berlandaskan konsep Catur Loka Pala dan Sad Winayaka, yang menggambarkan empat pura utama sebagai tempat pemujaan empat manifestasi Tuhan.

Pura Andakasa dikenal sebagai pura Kahyangan Jagat, tempat pemujaan Dewa Brahma, salah satu dewa utama dalam agama Hindu.

Fungsinya tidak hanya sebagai pusat peribadatan, tetapi juga sebagai saksi sejarah perkembangan budaya dan spiritual masyarakat Bali selama berabad-abad.

Terletak di puncak bukit, Pura Andakasa memberikan kesan dekat dengan alam spiritual. Secara administratif, pura ini berada di Banjar Pakel, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

BACA JUGA  Menelusuri Keindahan dan Sejarah Air Terjun Celek-Celek, Permata Tersembunyi di Klungkung, Bali

Lokasi yang tinggi ini melambangkan kedekatan dengan alam gaib dan memancarkan aura religius yang kuat.

Menurut kisah yang tercantum dalam Buku Purana Pura Andakasa, sejarah pura ini berkaitan erat dengan asal mula gunung-gunung di Bali.

Dahulu, Bali disebut sebagai wilayah yang tidak stabil dan sering bersatu dengan Lombok.

Untuk menjaga keseimbangan, Bhatara Pasupati memotong Gunung Mahameru dan membawanya ke Bali sebagai landasan pulau.

Gunung Andakasa menjadi salah satu bagian dari Sad Kahyangan, enam pura utama di Bali. Nama “Andakasa” sendiri berasal dari bentuk gunung yang menyerupai telur (anda) yang menjulang tinggi ke angkasa.

BACA JUGA  Wayan Koster Terbitkan SE Nomor 7 Tahun 2025, Wisatawan Asing Wajib Punya SIM Jika Berkendara

Empat putra Bhatara Pasupati dipercaya mendiami gunung-gunung di Bali, termasuk Gunung Andakasa yang dihuni oleh Bhatara Tugu.

Pada masa kejayaan kerajaan Bali, raja-raja seperti Sri Dalem Waturenggong menjadikan Pura Luhur Andakasa sebagai tempat pemujaan utama.

Keberadaan pura ini tetap dihormati hingga masa pemerintahan Dalem Smara Rajya di Klungkung, dan dalam perjanjian antara raja Klungkung dan Karangasem, Pura Andakasa dan wilayah Yeh Malet diserahkan kepada Karangasem.

Sebagai salah satu dari Sad Kahyangan, Pura Andakasa menempati posisi di arah selatan, tempat pemujaan Dewa Brahma dalam konsep Dewata Nawasanga.

Suasana sekitar pura yang berada di dataran tinggi memberikan ketenangan dan pemandangan alam yang indah.

Tradisi unik di pura ini dikenal sebagai “Pategak,” yang memperkaya kekhasan ritual keagamaan di sana.

BACA JUGA  Tegas Tolak Ormas Preman, Gubernur Koster: Bali Tak Butuh Ormas Preman

Piodalan atau pujawali di Pura Andakasa berlangsung pada Anggarkasih Medangsia. Saat persembahyangan, umat Hindu biasanya membawa sarana upacara seperti Banten Pejati atau Sodan, canang, dan bunga.

Momen piodalan ini menjadi waktu khusus bagi umat Hindu untuk memohon berkah dan perlindungan kepada Dewa Brahma.

Pura Andakasa bukan hanya tempat suci, tetapi juga bagian penting dari sejarah dan spiritualitas Bali yang terus dilestarikan oleh generasi penerus hingga kini.

Aura religius dan pemandangan alamnya yang menawan membuat pura ini menjadi destinasi ziarah yang penuh makna bagi umat Hindu dan wisatawan spiritual yang ingin merasakan kedamaian di puncak bukit suci ini. (TB)

Foto: puraandakasa.com

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!