Desa Batubulan, yang berada di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya dan seni. Nama desa ini berasal dari sebuah legenda yang diwariskan secara turun-temurun di masyarakat setempat.
Konon, seorang tokoh dari kerajaan Bali bernama Dewa Agung Kalesan pernah menemukan sebuah batu berukuran besar yang bercahaya layaknya bulan di kawasan ini. Fenomena tersebut dianggap sebagai pertanda baik, sehingga wilayah ini dinamai “Batubulan”, yang berarti “batu yang bersinar seperti bulan”.
Keberadaan Desa Batubulan sudah tercatat sejak zaman kerajaan-kerajaan Bali Kuno, terutama dalam kaitannya dengan Kerajaan Sukawati yang berpengaruh di wilayah Gianyar. Pada masa lalu, desa ini menjadi lokasi strategis yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan para punggawa kerajaan yang melakukan perjalanan antara Gianyar dan Denpasar.
Seiring waktu, Batubulan berkembang menjadi permukiman dengan ciri khas budaya Hindu-Bali yang kental.
Sejak dahulu, desa ini dikenal sebagai pusat kegiatan pertanian dan seni budaya. Namun, yang paling menonjol adalah keahliannya dalam seni patung dan tari. Batubulan memiliki tradisi seni ukir batu padas yang diwariskan secara turun-temurun.
Keahlian ini menjadikan desa ini sebagai salah satu pusat kerajinan patung terbaik di Bali, bahkan terkenal hingga ke mancanegara.
Selain seni ukir, Batubulan juga dikenal sebagai pusat pertunjukan tari tradisional Bali. Salah satu pertunjukan yang paling populer adalah tari Barong, yang menggambarkan pertempuran antara kekuatan baik (Barong) dan kejahatan (Rangda). Selain Barong, tari Kecak juga menjadi daya tarik utama yang menarik banyak wisatawan. Pagelaran seni ini secara rutin diselenggarakan di berbagai panggung seni yang tersebar di desa.
Kemajuan di bidang seni dan budaya membuat Batubulan berkembang tidak hanya sebagai pusat seni, tetapi juga sebagai tujuan wisata budaya. Desa ini kini dipenuhi dengan galeri seni, pusat kerajinan, dan pertunjukan budaya yang menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Seiring berkembangnya industri pariwisata di Bali, Batubulan turut mengambil peran sebagai destinasi wisata unggulan, khususnya di Gianyar. Lokasinya yang dekat dengan Ubud—pusat seni dan budaya Bali—membuat desa ini semakin dikenal sebagai bagian dari jalur wisata budaya.
Peran seniman lokal sangat besar dalam menjaga dan melestarikan warisan seni serta budaya Batubulan. Keberadaan mereka tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga memperkenalkan keindahan seni Bali kepada dunia. Kini, Batubulan bukan hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga sebagai simbol kreativitas dan kebanggaan budaya Bali yang tetap hidup di tengah modernisasi. (TB)