Sejarah Desa Belok Sidan Badung, Bermula dari Penyerangan Terhadap Kerajaan Pahyangan

Author:
Share

Desa Belok Sidan terletak di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Nama desa ini memiliki latar belakang sejarah yang erat kaitannya dengan perpindahan penduduk akibat konflik antar kerajaan di masa lampau. 
Awalnya, Belok dan Sidan merupakan dua desa yang terpisah, masing-masing dengan kisahnya sendiri sebelum akhirnya bergabung menjadi satu. 
Pada zaman dahulu, Bali memiliki beberapa kerajaan besar, salah satunya adalah Kerajaan Pahyangan. Namun, kerajaan ini mengalami serangan dari Kerajaan Buleleng, yang menyebabkan penduduk Desa Lantang—sebuah wilayah strategis yang menjadi jalur perlintasan pasukan—melarikan diri untuk menyelamatkan diri. 
Setelah perang usai dan situasi kembali kondusif, sebagian penduduk kembali ke Desa Lantang, sementara sebagian lainnya memilih menetap di wilayah baru yang diberi nama “Kisidan,” yang berarti “pindahan.” Nama ini kemudian berubah menjadi “Sidan,” yang akhirnya menjadi nama desa tersebut.
Masyarakat yang kembali ke wilayah mereka setelah konflik mencari tempat yang dirasa lebih aman dan nyaman. Setelah menetap, mereka mulai membangun tempat pemujaan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan dewa-dewa mereka. 
Salah satu langkah penting yang mereka ambil adalah memindahkan Pura Kahyangan Tiga ke Desa Sidan dan Desa Selantang (Lantang). Dengan pemindahan pura ini, masyarakat merasa lebih tenteram dan dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih damai.
Sebelum bersatu, Desa Belok dan Desa Sidan memiliki sistem pemerintahan desa masing-masing yang dipimpin oleh prebekel. Desa Sidan terdiri dari tiga banjar, yaitu Banjar Sidan, Banjar Selantang, dan Banjar Penikit. 
Sementara itu, Desa Belok memiliki lima banjar, yakni Banjar Belok, Banjar Lawak, Banjar Bon, Banjar Jempanang, dan Banjar Sekarmukti. Pada tahun 1937, Prebekel Desa Belok dijabat oleh I Wayan Sindhu, sedangkan Prebekel Desa Sidan adalah I Dewa Putu Ceped.
Pada tahun 1957, kedua desa ini resmi digabungkan menjadi satu desa dengan nama “Belok Sidan,” dengan I Dewa Putu Ceped sebagai pemimpin pertamanya. Seiring berjalannya waktu, kepemimpinan desa terus mengalami pergantian. 
Dari tahun 1983 hingga 1994, Desa Belok Sidan dipimpin oleh I Wayan Suadayana. Selanjutnya, dari tahun 1994 hingga 2001, kepemimpinan dipegang oleh I Dewa Gede Sudipa. Setelahnya, I Nyoman Warta menjabat dari 2001 hingga 2013, dan seterusnya hingga sekarang.
Sejarah panjang Desa Belok Sidan mencerminkan perjalanan masyarakatnya dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk peperangan dan perpindahan tempat tinggal. Kini, desa ini terus berkembang dengan mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!