Sejarah Desa Bondalem Tejakula Buleleng, Dulu Jadi Tempat Raja Beristirahat

Author:
Share
Website Desa Bondalem

Bondalem adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Desa ini berada sekitar 29 kilometer di sebelah timur Kota Singaraja dan berada pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. 

Desa ini cukup padat penduduknya dan pernah dikenal luas pada tahun 1970-an hingga 1985 sebagai penghasil jeruk manis berkualitas tinggi. Namun, produksi jeruk di desa ini meredup akibat serangan hama pestisida. 

Kini, Desa Bondalem lebih dikenal dengan pantainya yang indah dan upaya pelestarian lingkungan, termasuk pembudidayaan terumbu karang di perairannya yang masih asri.

Dilansir dari website desa Bondalem, pada masa lalu, wilayah Bondalem dikenal dengan sebutan Buhundalem. Nama ini erat kaitannya dengan sejarah Raja Klungkung, yang konon sering mengunjungi wilayah Buhundalem dan Julah. 

Sebagai tempat peristirahatan bagi sang raja, sebuah pura bernama Pura Jero Dalem didirikan di wilayah ini. Istilah “Jero” mengindikasikan bahwa pura ini lebih merupakan tempat tinggal bawahan raja, bukan tempat tinggal resmi raja yang biasa disebut “Puri.”

Nama Buhundalem sendiri berasal dari kata “buhun,” yang berarti tumbuhan merambat, dan “dalem,” gelar yang sering disematkan pada raja-raja Bali. Secara harfiah, Buhundalem dapat diartikan sebagai kebun tumbuhan merambat yang dimiliki oleh Raja Dalem. 

Lama-kelamaan, penyebutan Buhundalem berubah menjadi Bondalem. Perubahan ini diduga terjadi karena alasan praktis dalam pengucapan, di mana Bondalem lebih mudah diucapkan dibandingkan Buhundalem.

Saat ini, Bondalem telah berkembang menjadi kawasan wisata yang menawarkan keindahan pantai berpasir hitam dengan ombak yang tenang. Banyak villa dan bungalow berdiri di pesisirnya, menjadikannya destinasi favorit bagi wisatawan. 

Namun, kondisi ini membawa tantangan tersendiri, karena sebagian besar lahan pesisir telah dikapling untuk pembangunan, sehingga masyarakat setempat kehilangan akses penuh terhadap pantai mereka.

Mayoritas penduduk Bondalem bekerja sebagai pedagang, nelayan, atau petani. Namun, banyak dari mereka juga merantau untuk mencari penghidupan. Meskipun begitu, suasana desa yang sejuk dengan penduduk yang ramah tetap menjadi ciri khas Bondalem. 

Bondalem memiliki patung besar setinggi 50 meter di pintu masuk desa, yang menjadi simbol penghormatan terhadap para pahlawan yang mempertahankan desa ini dari penjajahan dalam pertempuran Yuda Dharma 1945. 

Selain itu, desa ini dihuni oleh sejumlah keluarga besar yang turun-temurun tinggal di sana, seperti Arya Keladian, Arya Kuta Waringin, Arya Tegeh Kori, Arya Kresna Kepakisan, Arya Kenceng, dan lainnya. Keluarga-keluarga ini berasal dari keturunan kerajaan yang dahulu bertugas melindungi wilayah timur Buleleng.

Secara etimologis, nama Bondalem juga diartikan sebagai “Bon” (kumpulan orang-orang) dan “Dalem” (kerajaan), mencerminkan sejarah panjang desa ini sebagai wilayah strategis yang menjadi bagian dari kerajaan besar di Bali. Hingga kini, masyarakat Bondalem tetap menjaga tradisi dan nilai-nilai leluhur mereka, menjadikan desa ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga saksi sejarah kebesaran budaya Bali. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!