Sejarah Desa Gunaksa Klungkung, Berkaitan dengan Perjalanan Keturunan Kerajaan Tutuan dari Keling Menuju Bali

Author:
Share
Desa Gunaksa merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Sebagaimana desa-desa lain di Bali, Gunaksa memiliki latar belakang sejarah yang unik dan menarik untuk ditelusuri. 
Berdasarkan Prasasti Tutuan Bukit Buluh, sejarah desa ini bermula ketika keturunan Kerajaan Tutuan dari Keling, Jawa, datang ke Bali dan mendirikan pemukiman di daerah perbukitan. Seiring waktu, penduduk semakin bertambah, sehingga para leluhur berusaha mencari wilayah yang lebih sesuai untuk ditempati.  
Mereka akhirnya menemukan sebuah daerah yang dikenal sebagai Banjar Belimbing, yang kini disebut Banjar Patus atau wilayah Dauh Bingin. Wilayah ini menjadi pusat pemukiman awal, dengan sebuah pohon beringin besar yang tumbuh di dekatnya, tepatnya di lokasi SD Negeri 3 Gunaksa saat ini. 
Sayangnya, pohon beringin tersebut tumbang pada tahun 1952 ketika pembangunan Sekolah Rakyat Gunaksa berlangsung. Kemudian, desa ini juga sempat terdampak oleh bencana meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963.  
Sebagai bagian dari ajaran Hindu, setiap pemukiman baru di Bali harus memenuhi tiga unsur utama, yaitu:  
1. Pelinggih, sebagai tempat suci untuk beribadah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.  
2. Palemahan, yang berfungsi sebagai batas wilayah desa.  
3. Pawongan, yang mengacu pada komunitas penduduk yang menetap di wilayah tersebut.  
Dalam rangka memenuhi syarat ini, para leluhur mendirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Pewalang Tamah atau Guna Ksaya. Nama ini memiliki arti mendalam: Guna merujuk pada segala jenis ilmu hitam, sementara Ksaya berarti dilenyapkan. Dengan demikian, pura ini dipercaya sebagai tempat perlindungan masyarakat dari segala gangguan ilmu hitam.  
Seiring dengan perkembangan penduduk dan pemukiman, nama pura tersebut kemudian menjadi inspirasi bagi penamaan desa, yang akhirnya dikenal sebagai Desa Gunaksa.    
Sejarah Desa Gunaksa tidak hanya mencerminkan perjalanan fisik para leluhur dalam mencari tempat tinggal, tetapi juga nilai-nilai spiritual yang mereka junjung tinggi. Warisan budaya yang terwujud dalam pura, sistem pemukiman, dan nama desa ini menjadi cerminan kehidupan masyarakat Gunaksa yang tetap mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka hingga saat ini. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!