![]() |
Desa Kalibukbuk adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Desa ini dikenal sebagai destinasi wisata dengan pantai berombak tenang yang berbentuk teluk.
Seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata di Bali, Kalibukbuk mengalami perubahan signifikan, dari desa agraris menjadi pusat wisata. Dulunya, masyarakat Kalibukbuk mengandalkan pertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian utama.
Mereka bertani kelapa untuk produksi kopra, beternak sapi, kerbau, babi, serta menjadi nelayan. Namun, dengan masuknya pariwisata, banyak warga yang beralih profesi ke sektor jasa dan industri pariwisata, seperti perhotelan dan restoran.
Desa Kalibukbuk terletak sekitar 10 km sebelah barat Kota Singaraja. Terdapat dua jalur utama untuk mencapai desa ini dari Singaraja. Jalur pertama adalah melalui jalan baru atau Marga Anyar yang dibangun pada masa kolonial Belanda dan selesai sekitar tahun 1902.
Jalur kedua adalah jalan pedesaan atau Marga Buwuk, yang telah ada sejak zaman dahulu dan melewati beberapa desa seperti Baktiseraga, Pemaron, Tukadmungga, dan Anturan sebelum mencapai Kalibukbuk.
Di pusat desa terdapat persimpangan lima arah yang dikenal sebagai “Simpang Lima.” Saat ini, Kalibukbuk telah berkembang pesat menjadi tujuan wisata internasional yang dikenal melalui berbagai buku panduan wisata dan situs internet.
Sebelum dikenal dengan nama Kalibukbuk, desa ini disebut Tanah Gesar. Nama tersebut kini jarang digunakan dan hanya diingat oleh generasi tua. Beberapa teori mengaitkan nama Kalibukbuk dengan Kalingga, sebuah kota kuno di India.
Sebuah legenda masyarakat setempat menyebutkan bahwa Kerajaan Tanah Gesar pernah dikalahkan oleh sekelompok ikan laut bernama ikan bano, yang memiliki paruh tajam seperti anak panah. Serangan ikan ini menyebabkan banyak kematian di pesisir pantai, membuat penduduk ketakutan dan menghindari pantai.
Raja Tanah Gesar kemudian mengadakan sayembara untuk mengalahkan ikan-ikan tersebut. Seorang pemuda berhasil membunuh ikan bano, namun raja mengingkari janjinya dan justru membunuh pemuda itu. Tidak lama setelahnya, ribuan semut menyerang raja dan rakyatnya, menyebabkan desa tersebut ditinggalkan dalam kehancuran.
Misteri sejarah Kalibukbuk semakin menarik dengan ditemukannya situs arkeologi penting pada tahun 1994. Para arkeolog menemukan sebuah candi Buddha yang diperkirakan berasal dari abad ke-11.
Candi ini terkubur sekitar dua meter di bawah permukaan tanah dan ditemukan di area tegalan dekat Pura Bukit Sari. Ekskavasi dilakukan oleh Balai Arkeologi hingga tahun 2000, dan kini situs tersebut berada di bawah perlindungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.
Selain candi, di sekitar lokasi juga ditemukan kerangka manusia dari zaman lampau, menandakan bahwa wilayah Kalibukbuk telah dihuni sejak masa prasejarah. Beberapa teori menyebutkan bahwa pantai Kalibukbuk dulunya merupakan pelabuhan kuno yang menghubungkan Bali dengan dunia luar.
Seiring berjalannya waktu, Kalibukbuk mengalami berbagai perubahan sosial dan politik. Pada suatu masa, pesisir Kalibukbuk banyak dikuasai oleh pendatang dari suku Bugis dan Melayu. Kemudian, bangsa Eropa mulai mengincar Bali, termasuk Kalibukbuk, untuk dijadikan daerah kolonial.
Perlawanan rakyat Buleleng terhadap penjajah Belanda pun terjadi, terutama dalam Perang Jagaraga (1846-1849). Pada masa Perang Banjar tahun 1868, Kalibukbuk sempat ditinggalkan oleh sebagian besar penduduknya akibat situasi yang tidak stabil.
Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata, Kalibukbuk kini menjadi destinasi wisata yang populer di Bali Utara. Transformasi ini terjadi secara bertahap melalui inisiatif warga desa yang mulai membuka usaha pariwisata. Bersama dengan lima desa tetangganya, Kalibukbuk kini menjadi bagian dari kawasan wisata yang terus berkembang pesat.
Hingga kini, pembangunan fasilitas wisata masih berlangsung, menjadikan Kalibukbuk sebagai salah satu daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan kekayaan sejarah dan keindahan alamnya, desa ini terus mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Bali. (TB)