Sejarah Desa Kesiman Kertalangu, Berawal dari Puri Kertalangu Semasa Sri Aji Kresna Kepakisan

Author:
Share
Istimewa

Dalam artikel ini akan diuraikan sejarah singkat dari Desa Kesiman Kertalangu Denpasar, Bali. Desa Kesiman Kertalangu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Denpasar Timur.
Desa ini memiliki luas 3,8 km persegi. Dimana jumlah penduduk tahun 2016 sebanyak 17.704 jiwa.
Berikut ini adalah sejarah singkat dari Desa Kesiman Kertalangu yang dilansir dari situs resmi desa.
Perjalanan sejarah ini dimulai dari Bali tahun 1343 Masehi yang diserang oleh Majapahit dan Bali dapat dikalahkan. Penaklukan Bali yang saat itu dipimpin Asta Sura Ratna Bumi Banten dipimpin oleh Majapahit Gajah Mada pada masa Ratu Tri Bhuwana.
Selanjutnya, Majapahit dibawah pemerintahan Hayam Wuruk mengirim Sri Kresna Kepakisan ke Bali dan mendirikan istana di Samprangan.
Sri Aji Kresna Kepakisan adalah putra dari Soma Kepakisan dan cucu dari Danghyang Kepakisan. Danghyang Kepakisan bersaudara dengan bersaudara dengan Danghyang Sidi Mantra dari Kediri. 
Danghyang Sidi Mantra berputra seorang yakni Danghyang Manik Angkeran. Danghyang Manik Angkeran melaksanakan Dharma kepanditan menetap di Tohlangkir (Besakih) dan setelah beliau wafat didarmakan di Pura Batumadeg. 
Beliau berputra empat orang yakni Ida Bang Tulus Dewa, Ida Bang Banyak Wido, Ida Bang Wayabiya, Sang Manik Angkeran, dan Ida Bang Banyak Wide.
Untuk mengamankan Madura, Ida Bang Banyak Wide diangkat menjadi Adipati di Sumenep dengan gelar Wiraraja.
Pada waktu Sri Aji Kresna Kepakisan menjadi raja di Samprangan, maka salah seorang dari keturunan Arya Wiraraja yang dikenal dengan sebutan Arya Wang Bang Pinatih menjadi pegawai tinggi raja dengan wilayah dan berkeraton di Puri Kertalangu. 
Diperkirakan Puri Kertalangu berlokasi di seputaran Balitex yang sekarang. Hal ini karena menurut penuturan beberapa orang konon pada waktu pembangunan Balitex itu, banyak ditemukan bekas-bekas bangunan bata serta barang-barang lainnya yang sekarang tidak tentu rimbanya.
Kerajaan Kertalangu berdiri tahun 1350 Masehi yang mana pada abad ke 16 mengalami kemunduran dan para penguasa beserta sanak keluarganya meninggalkan karaon.
Lalu mereka mengungsi ke Tulikup Gianyar kemudian pindah lagi atas perkenan Raja Klungkung ke Sulang dan membuat Puri di sana. Sampai sekarang pusat Arya Wang Bang Pinatih di Puri Sulang.
Untuk memerintah daerah Kertalangu yang telah di tinggalkan I Gusti Ngurah Gede Pinatih, maka Betara Sakti Pemecutan mengangkat Ngurah Pemayun dan membuat keratin di kuwum, yang berlokasi di sebelah selatan Kerajaan Kertalangu. 
Sesuai dengan perkembangan jaman untuk membendung pengaruh yang negative, maka oleh penguasa di bentuklah organisasi masyarakat, yang mana tinggal di wilayah kerajaan mempunyai jiwa pemberani. 
Untuk membendung hal-hal yang bersifat subversi dari daerah lain, maka dibuatlah arena pertempuran (kalangan) memanjang dari Patal Tohpati sampai ke Banjar Biaung, tempat penguburan mayat berlokasi di seputaran Patal Tohpati . 
Untuk meyakinkan hal tersebut diatas di sepanjang kalangan pertempuran tersebut oleh penguasa ditaruhlah orang-orang yang mempunyai jiwa pemberani, seperti dari banjar dari utara disebut Banjar Tohpati (Ngotoh Pati), Banjar Kertajiwa yang dulunya bernama Banjar Tohjiwa (Ngotohan Jiwa), dan Banjar yang berada di tengah yaitu Banjar Tangguntiti yang berarti tempat penghubung antara Raja dan Rakyat, dalam pembicaraan yang ada kaitannya dengan keselamatan daerah, dan akhirnya Banjar yang paling selatan yaitu Banjar Biaung, yang merupakan Bie(umpan) pertarungan. 
Jadi secara keseluruhan orang-orang atau Banjar-banjar yang berada di sepanjang kalangan merupakan andel-andel kerajaan yang mempunyai sifat pemberani. Akhirnya timbul Banjar Tangtu dan Banjar Kesambi yang mempunyai historis tersendiri.
Karena ada urbanisasi maka pada tanggal 14 September 1969 berdirilah banjar baru dengan nama Banjar Kertalangu dan selanjutnya mekar lagi menjadi Banjar Kertapura.
Pada abad ke-17 penguasa di daerah kuwum memindahkan kerajaan ke Petilan (Mutilar) di Banjar Kedaton dengan nama desanya menjadi Desa Kesiman. 
Kemudian Desa Kesiman dimekarkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 57 Tahun 1982 tertanggal 1 Juni 1982 tentang Desa Persiapan.
Secara umum dapat diuraikan dari pemecahan sampai Desa kesiman Kertalangu menjadi Desa Definitif. Pertama SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor : 167/Pem-15/166/79 tanggal 1 Desember 1980 tentang pemekaran pemecahan Desa-desa dalam wilayah Kota Administratif Denpasar.
Kedua SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor: 7/Pem/II.a/2-57/1980 tanggal 1 April 1980 tentang penetapan Pemecahan Desa-Desa dalam wilayah Kota Administratif Denpasar.
Dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali nomor: 57 Tahun 1982 tanggal 1 Juni 1982, tentang penetapan Desa-Desa persiapan menjadi Desa-Desa Definitif dalam wilayah administrative Denpasar.
Semenjak adanya perkembangan dari pertambahan penduduk di wilayah DEsa Kesiman Kertalangu , telah mengalami perubahan Dusun atau Banjar yaitu dari empat Dusun menjadi 11 sebelas Dusun.
Kesebelas dusun meliputi, Dusun Tohpati, Dusun Kertajiwa, Dusun Kesambi, Dusun Biaung, Dusun Tangguntiti, Dusun Tangtu, Dusun Kertalangu, Dusun Kertapura, Dusun Kertagraha, Dusun Biaung Asri, dan Dusun Batur Sari. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!