Desa Kutampi yang terletak di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, memiliki sejarah unik yang menggambarkan semangat keterbukaan dan sikap ramah masyarakatnya.
Nama “Kutampi” ternyata bukan sekadar nama biasa, melainkan mengandung makna filosofis yang lahir dari budaya lokal dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh penduduknya.
Pada zaman dahulu, wilayah ini belum memiliki nama resmi. Namun, satu hal yang menjadi ciri khas dari masyarakatnya adalah sifat terbuka dan bersahabat terhadap siapa pun yang datang.
Penduduk asli Nusa Penida menggunakan bahasa daerah yang kaya makna, salah satunya adalah kata “tampi” yang dalam bahasa Indonesia berarti “menerima”.
Seiring berjalannya waktu, karena sifat masyarakat yang senantiasa menyambut dan menerima pendatang dengan tangan terbuka, muncullah nama “Kutampi”.
Secara etimologis, nama ini terbentuk dari dua kata: “Ku” yang berarti “saya”, dan “Tampi” yang berarti “menerima”.
Dengan demikian, Kutampi secara harfiah dapat diartikan sebagai “Saya menerima”, sebuah ungkapan yang mencerminkan sikap inklusif masyarakat desa ini.
Nilai-nilai kebersamaan dan keterbukaan inilah yang menjadi fondasi dari kehidupan sosial di Desa Kutampi hingga kini.
Tak heran jika desa ini dikenal sebagai tempat yang hangat bagi siapa saja yang datang, baik untuk berkunjung maupun menetap.
Desa Kutampi bukan hanya kaya akan nilai budaya, tetapi juga memiliki keindahan alam yang memikat.
Keberadaan desa ini di wilayah Nusa Penida menjadikannya sebagai salah satu destinasi yang menarik untuk dijelajahi, baik dari sisi budaya maupun pariwisatanya. (TB)