![]() |
website Desa Menanga |
Desa Menanga, merupakan salah satu desa di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Keberadaannya memiliki sejarah panjang. Desa ini juga merupakan desa muda.
Desa Menanga didiami oleh para andel-andel Kerajaan Karangasem untuk menjaga tapal batas yang baru saja direbut dari Kerajaan Nyalian. Pada awalnya, desa ini dikenal dengan nama Galiran.
Masa Awal: Galiran dan Benteng Pertahanan
Desa Menanga awalnya merupakan wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Nyalian. Pada masa itu, desa ini belum bernama Menanga, melainkan disebut Galiran.
Nama ini berasal dari penduduk yang tinggal di aliran tersebut, dan ini dibuktikan dengan adanya Pura Puseh Galiran serta sawah Galiran di sebelah timur pura tersebut. Untuk menjaga wilayah ini dari serangan Kerajaan Nyalian, dibuatlah benteng di selatan yang berupa parit dan ditanami bambu, yang masih ada hingga kini sebagai bukti sejarah.
Di sebelah utara, benteng yang dinamakan Jebag dipasang untuk pertahanan. Benteng ini sangat kuat sehingga setiap serangan yang datang dapat diatasi dengan mudah. Saat prajurit berhasil mempertahankan wilayah, mereka bersorak “Menang!” yang kemudian berubah menjadi “Menanga,” nama yang kini dikenal.
Kekuasaan Sidemen dan Perpindahan Penduduk
Pada abad ke-18, kekuasaan Nyalian dikalahkan oleh I Gusti Ngurah Sidemen yang berpusat di Sidemen. Desa Menanga kemudian masuk dalam wilayah Sidemen, menyebabkan perpindahan penduduk dari Desa Padang Tunggal ke Desa Menanga, khususnya di Banjar Menanga Kawan.
Beberapa tahun kemudian, kekuasaan I Gusti Ngurah Sidemen jatuh ke tangan Karangasem, yang kemudian memecah Menanga menjadi dua wilayah: Menanga Kawan dan Tegenan Kawan di bawah Kekuasaan Selat, serta Menanga Kangin dan Tegenan Kangin di bawah Kekuasaan Sidemen.
Pertempuran Klungkung dan Punggawa Rendang
Pada tahun 1891, terjadi pertempuran antara Klungkung dan Karangasem. Untuk memperkuat pertahanan, Raja Karangasem mengirim Arya Bang Pinatih ke Buyan. Pada tahun 1905, Raja Karangasem berkonsultasi dengan Bangli untuk tidak berperang dengan Belanda.
Setelah Karangasem tunduk pada Belanda pada tahun 1906, Menanga berada di bawah Punggawa Rendang yang dipimpin oleh I Gusti Made Bengkel.
Pada tahun 1914, pemerintahan I Gusti Made Bengkel digantikan oleh I Gusti Made Kebon dari Karangasem, yang menyatukan daerah kekuasaan Rendang menjadi satu Punggawa. Menanga menjadi Perbekel yang meliputi Menanga, Buyan, Pempatan, Pemuteran dengan perbekel pertama Ngakan Nyoman Rai dari Bujaga.
Pembentukan Wilayah dan Perbekel Menanga
Pada tahun 1918, I Wayan Berati menjabat sebagai perbekel pertama di Menanga. Berikut adalah beberapa pejabat yang pernah menjabat sebagai perbekel Desa Menanga.
– 1918: I Wayan Berati (Tegenan)
– 1926: I Wayan Rita alias I Nengah Patra
– 1927: I Wayan Genti Ada (Menanga)
– 1945: I Wayan Patra
Reformasi Wilayah
Pada zaman reformasi, wilayah fisik Perbekelan Besakih dan Rendang dibagi menjadi dua perbekelan. Pada tahun 1950, wilayah Perbekelan Menanga dikembangkan menjadi desa yang berdiri sendiri dengan tujuh desa adat dan delapan banjar dinas. Desa adat tersebut meliputi.
– Desa Adat Menanga: Banjar Menanga Kangin dan Menanga Kawan
– Desa Adat Buyan: Banjar Buyan
– Desa Adat Suwukan: Banjar Suwukan
– Desa Adat Tegenan: Banjar Tegenan
– Desa Adat Batusesa: Banjar Batusesa dan Banjar Belatung
– Desa Adat Bok Cabe: Banjar Bok Cabe
Pemimpin Desa Menanga
Berikut adalah daftar pejabat yang pernah menjabat sebagai perbekel Desa Menanga:
– 1979 – 1987: I Gusti Ketut Putra
– 1987 – 1992: I Gusti Ketut Putra
– 1992 – 1994: I Nyoman Karang, Bsc. (Pjs)
– 1994 – 1995: I Wayan Mastra, (Pjs)
– 1995 – 2005: I Ketut Daging. (Pjs)
– 2001 – 2009: I Wayan Suartana, SE
– 2009 – 2015: I Wayan Suartana, SE
– 2015 – 2016: I Nengah Supartana, SH (Pjs)
– 2016 – 2022: I Wayan Suartana, SE
Desa adat ini berkembang dari enam menjadi tujuh desa adat dengan tambahan Desa Adat Bok Cabe.
Sejarah Desa Menanga mencerminkan perjuangan dan perubahan administratif yang kompleks. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan sejarah Desa Menanga di masa mendatang. (TB)