Desa Pikat, salah satu dari 12 desa di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan tradisi dan kehidupan masa lampau. Nama desa ini, yang terletak di wilayah strategis Bali timur, menyimpan kisah unik yang melibatkan tradisi “mepikat” atau menangkap burung, sebuah aktivitas yang menjadi cikal bakal penamaannya.
Pada tahun 2015, Desa Pikat dihuni oleh 2.701 jiwa, terdiri dari 1.447 laki-laki dan 1.254 perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 115. Desa ini dikenal dengan kehidupan masyarakatnya yang harmonis dan penuh nilai budaya.
Dilansir dari website resmi Desa Pikat, nama Desa Pikat berasal dari kata “mepikat,” yang dalam Bahasa Bali berarti menangkap burung, terutama burung perkutut. Menurut cerita yang diwariskan secara turun-temurun, pada masa kerajaan dahulu, salah seorang anggota keluarga kerajaan memiliki hobi menangkap burung sebagai bentuk hiburan dan pengisi waktu luang.
Suatu pagi, saat melakukan aktivitas mepikat, keluarga kerajaan tersebut berjalan ke arah timur, mengikuti suara merdu burung perkutut yang terdengar dari kejauhan. Dengan penuh kesabaran dan doa, ia menyiapkan alat untuk menangkap burung tersebut.
Dalam waktu singkat, burung yang diincar berhasil ditangkap. Sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan tersebut, wilayah tempat burung itu ditangkap diberi nama “Pikat.” Nama ini kemudian diabadikan sebagai nama desa yang kita kenal saat ini.
Desa Pikat tidak hanya dikenal karena asal-usul namanya yang unik, tetapi juga karena kekayaan budayanya. Masyarakatnya hidup dengan memegang teguh tradisi Bali, termasuk kegiatan adat dan keagamaan yang rutin dilakukan di pura-pura desa. Kehidupan sosial masyarakat di Desa Pikat sangat kental dengan semangat gotong royong dan rasa kebersamaan.
Selain itu, Desa Pikat memiliki potensi alam yang mendukung kehidupan warganya. Dengan kondisi geografis yang strategis, desa ini menjadi salah satu daerah yang berkontribusi dalam sektor pertanian dan kerajinan di Kabupaten Klungkung.
Kisah tentang asal-usul Desa Pikat mengandung pesan filosofis yang dalam. Aktivitas mepikat, yang membutuhkan kesabaran, kehati-hatian, dan doa, mencerminkan karakter masyarakat Desa Pikat yang tekun, ulet, dan penuh rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Nilai-nilai ini terus dijunjung tinggi hingga saat ini, menjadi bagian dari identitas desa. (TB)