Sejarah Desa Selat Klungkung, Berkaitan dengan Selat Karangasem

Author:
Share

Desa Selat yang kini berada di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, menyimpan sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri. Dahulu, desa ini dikenal dengan nama Desa Selat Kawan. 
Dalam bahasa Bali, kata “kawan” berarti barat, yang menunjukkan adanya Desa Selat lainnya di sebelah timur, yakni Selat Kangin. Desa Selat Kangin kini berada di Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Keberadaan dua desa dengan nama serupa ini mengindikasikan adanya hubungan erat di masa lalu antara kedua wilayah tersebut.  
Hubungan Desa Selat Klungkung dengan Karangasem tidak hanya terbatas pada penamaan, tetapi juga tercermin dalam hubungan kekerabatan yang masih bertahan hingga kini. Beberapa kelompok masyarakat di Desa Selat memiliki garis keturunan dengan warga di berbagai wilayah di Karangasem. 
Salah satunya adalah warga dari garis keturunan I Gusti Lanang Dauh, yang memiliki hubungan erat dengan keluarga I Gusti di Sidemen, Talibeng, dan Nongan. Selain itu, keturunan Bang Manik Angkeran juga memiliki hubungan dengan masyarakat di Pidpid, Sidemen, dan Besakih.  
Jejak sejarah Desa Selat semakin terlihat dari berbagai peninggalan kuno yang masih dapat ditemukan hingga saat ini. Salah satunya adalah Pura Acala Buung, yang diyakini sebagai salah satu bangunan tertua di desa ini. 
Keunikan pura ini terlihat dari arca-arca yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, suatu teknik yang umum digunakan pada zaman dahulu. Tidak adanya pelinggih modern seperti Sanggar Agung dan Sapta Petala juga menjadi bukti bahwa pura ini berasal dari masa lampau, kemungkinan sekitar tahun 1400.  
Selain Pura Acala Buung, terdapat pula Pura Puseh yang memiliki ciri khas serupa, dengan arca dari tanah liat dan ukiran yang mencerminkan gaya seni kuno. Di dalam pura ini terdapat sebuah bangunan yang disebut Dasar Sila Majemuh, berupa batu besar menyerupai lesung dengan goresan yang tampak seperti bekas kuku. 
Terdapat pula prasasti Bhatara Sakti, yang menunjukkan bahwa pada masa lalu Desa Selat dipimpin oleh seseorang yang memiliki kekuatan besar.  
Sejarah desa ini juga tidak bisa dilepaskan dari perkembangan Kerajaan Klungkung. Setelah berdirinya kerajaan tersebut sebagai penerus Kerajaan Gelgel sekitar tahun 1686, Desa Selat Kawan resmi menjadi bagian dari wilayah Klungkung dan mulai dikenal sebagai Desa Selat. 
Sekitar tahun 1692, ketika Kerajaan Karangasem sempat menguasai sebagian besar wilayah Bali, Desa Selat menjadi salah satu titik pertahanan Kerajaan Klungkung. Untuk memperkuat pertahanan, masyarakat desa pun disebar ke berbagai wilayah, membentuk komunitas-komunitas yang kini dikenal sebagai Desa Adat Gembalan, Takedan, Payungan, dan Apet.  
Selain menjadi pusat pertahanan, Desa Selat juga menjadi tempat bermukim bagi sejumlah keluarga dari Kerajaan Klungkung yang menetap dan berbaur dengan penduduk setempat. Keberadaan bangunan suci di Pura Dalem yang menyerupai Pura Dalem Agung Klungkung menunjukkan bahwa desa ini pernah dipimpin oleh keluarga kerajaan. Pada masa itu, pemimpin desa disebut sebagai Manca Agra, yang bertanggung jawab atas wilayah utara Kerajaan Klungkung.  
Ketika Kerajaan Klungkung jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1908, Desa Selat mengalami perubahan dalam sistem pemerintahan. Struktur pemerintahan desa mulai menyesuaikan diri dengan sistem kolonial, dan pemimpin desa yang sebelumnya disebut Manca Agra berubah menjadi perbekel, sebuah jabatan yang mengadopsi struktur administrasi modern.  
Dengan perjalanan sejarah yang panjang, Desa Selat menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting di Bali. Hubungan erat dengan Karangasem, peninggalan kuno yang masih bertahan, serta perannya dalam sejarah Kerajaan Klungkung, menjadikan desa ini sebagai bagian penting dari warisan budaya dan sejarah Bali. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!