Sejarah Desa Tangkup Karangasem, Bermula dari Kekacauan Akibat Perang 2 Kerajaan Besar

Author:
Share

Salah satu desa di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, yang memiliki sejarah panjang adalah Desa Tangkup. Desa ini berjarak sekitar 11 kilometer dari pusat kecamatan dan memiliki latar belakang historis yang erat dengan dinamika kekuasaan di Bali pada masa lalu.

Pada masa lampau, wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Tangkup merupakan daerah yang tidak stabil. Keadaan kacau sering terjadi akibat pertarungan antara dua kerajaan besar di Bali, yaitu Kerajaan Klungkung dan Kerajaan Karangasem. Kedua kerajaan ini saling berebut kekuasaan atas wilayah tersebut, sehingga masyarakat setempat hidup dalam ketidakpastian.

BACA JUGA  Situs Kalibukbuk, Penemuan Bersejarah Candi Buddha di Bali

Melihat kondisi ini, seorang pemimpin bernama I Gusti Ngurah Singarsa mengambil inisiatif untuk menata wilayah tersebut. Ia menjalin komunikasi dengan para tokoh yang memiliki pengaruh agar dapat bersama-sama menciptakan ketertiban. Setelah mendapatkan kesepakatan, mereka mulai melakukan upaya untuk menaklukkan pihak-pihak yang menolak tunduk pada aturan yang hendak diterapkan.

Setelah melalui berbagai pertempuran dan mencapai kemenangan, para pemimpin perang mengadakan pertemuan atau pesamuan guna membahas langkah selanjutnya dalam pengelolaan wilayah. Pertemuan ini diselenggarakan di Tegal Anyar, sebuah area pertanian yang sebelumnya dibersihkan agar layak dijadikan tempat musyawarah.

BACA JUGA  Lirik Lagu Tresna Butuh Materi dari Mr. Rayen ft. Omang Verly, Sindiran Satir Cinta Zaman Sekarang

Dalam rapat tersebut, para pemimpin yang sebelumnya berperang akhirnya mencapai kesepakatan dan bersatu. Kondisi ini dikenal dengan istilah “Cakup,” yang berarti merangkul atau menyatukan. Oleh karena itu, tempat tersebut kemudian dinamakan Cakup Anyar, yang dalam perkembangannya berubah menjadi Tangkup Anyar dan akhirnya menjadi Tangkup seperti yang dikenal sekarang.

Pemimpin pertama yang mengelola desa setelah penyatuan wilayah ini adalah Ki Pasek Dianta, yang dibantu oleh I Gde Leeng. Di bawah kepemimpinan mereka, desa mulai berkembang dan mendapatkan struktur pemerintahan yang lebih tertata.

BACA JUGA  Kadek Amo, Seorang Nelayan Hilang Saat Mancing di Perairan Perancak Jembrana

Sebelum mengalami pemekaran, Desa Tangkup terdiri dari enam Banjar Dinas, yaitu:

  1. Banjar Dinas Sangkungan
  2. Banjar Dinas Tabu
  3. Banjar Dinas Tangkupanyar
  4. Banjar Dinas Tangkupdesa
  5. Banjar Dinas Wangsean
  6. Banjar Dinas Kelungah

Namun, pada tahun 2005, wilayah desa mengalami pemekaran administratif. Setelah pemekaran, Desa Tangkup kini menaungi empat Banjar Dinas, yaitu:

  1. Banjar Dinas Sangkungan
  2. Banjar Dinas Tabu
  3. Banjar Dinas Tangkupanyar
  4. Banjar Dinas Tangkupdesa

Sementara itu, dua banjar lainnya, Banjar Dinas Wangsean dan Banjar Dinas Kelungah, menjadi bagian dari desa pemekaran baru yang bernama Desa Wisma Kerta. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!