![]() |
Website Culture Denpasar |
Desa Tegal Kertha, yang terletak di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, memiliki asal-usul yang unik. Awalnya, desa ini adalah wilayah perumahan yang dikenal dengan nama Perumnas Monang Maning.
Pada awalnya, wilayah ini merupakan bagian dari Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar. Pembangunan Perumnas Monang Maning dimulai pada tahun 1982 oleh Pemda Badung sebagai upaya untuk menyediakan perumahan bagi masyarakat ekonomi lemah dan menengah yang terdampak oleh tanah pertanian yang kurang produktif dan banjir musiman.
Perumnas Monang Maning memiliki luas sekitar 48 hektar dan terdiri dari beberapa tipe perumahan, seperti tipe D.15, D.21, dan D.25 yang dibagi dalam 10 blok. Proses penghunian perumahan ini dimulai pada tahun 1983 secara bertahap, sementara administrasi kependudukan masih dikelola oleh Kelurahan Pemecutan.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, wilayah Perumnas Monang Maning kemudian diajukan untuk dimekarkan menjadi dua Desa Persiapan: Desa Tegal Kertha dan Desa Tegal Harum. Desa Persiapan Tegal Kertha awalnya meliputi 5 dusun atau banjar, yaitu Dusun Tegal Wangi, Dusun Bhuana Asri, Dusun Muliawan, Dusun Bhuana Sari, dan Dusun Panca Kertha.
Pada tanggal 8 November 1989, melalui SK Gubernur Bali dan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 1989, Desa Persiapan Tegal Kertha resmi berubah status menjadi Desa Definitif. Made Subawa, yang sebelumnya menjabat sebagai staf Kecamatan Denpasar Barat, diangkat sebagai pejabat sementara Kepala Desa. Sementara itu, pejabat kepala desa sebelumnya dikembalikan ke kantor induk di Kantor Camat Mengwi.
Pada tahun 1991, Desa Tegal Kertha menggelar pemilihan kepala desa langsung pertamanya, dan terpilihlah I Made Duglut, seorang anggota Brimob, sebagai Kepala Desa. Beliau menjabat hingga tahun 1998.
Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Denpasar kemudian menyebabkan pemekaran wilayah, dengan penambahan 3 dusun baru ke Desa Tegal Kertha pada awal tahun 2001. Dusun-dusun baru tersebut adalah Dusun Mertha Gangga, Dusun Manut Negara, dan Dusun Graha Santi, sehingga total Desa Tegal Kertha kini memiliki 8 banjar atau dusun.
Sebagai bagian dari Kota Denpasar yang terus berkembang, Desa Tegal Kertha memainkan peran penting dalam pembangunan masyarakat lokal, ekonomi, dan sosial di Bali. Kisah perjalanan dari wilayah perumahan menjadi desa yang mandiri ini menggambarkan semangat dan determinasi dalam membangun komunitas yang inklusif dan berkembang pesat.
Dengan sejarah yang kaya dan dinamika yang terus berubah, Desa Tegal Kertha menjadi cerminan dari transformasi wilayah dari pengembangan perumahan menjadi entitas pemerintahan yang berperan aktif dalam memajukan kesejahteraan masyarakatnya dan memperkokoh identitasnya dalam jaringan kehidupan sosial dan budaya Kota Denpasar, Bali. (TB)