Sejarah Desa Tumbak Bayuh Badung, Berkaitan dengan Tombak di Masa Kerajaan Mengwi

Author:
Share
Istimewa

Tumbak Bayuh adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Awalnya, Tumbak Bayuh merupakan bagian dari Desa Buduk yang terdiri dari tiga desa adat, yaitu Pererenan, Buduk, dan Tumbak Bayuh itu sendiri. 
Kini, Desa Tumbak Bayuh memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut, utara berbatasan dengan Desa Buduk, timur Berbatasan dengan Desa Canggu, Selatan berbatasan dengan Desa Pererenan, dan Barat berbatasan dengan Desa Munggu.  
Seperti halnya desa-desa lain di Bali, nama Desa Tumbak Bayuh diyakini memiliki latar belakang sejarah yang erat kaitannya dengan perjalanan masa lalu. Meski tidak ditemukan prasasti atau lontar yang bisa dijadikan rujukan, kisah mengenai asal-usul desa ini diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Dilansir dari website resmi Desa Tumbak Bayuh, pada masa pemerintahan I Gusti Agung Putu sebagai Raja Mengwi, beliau memerintahkan I Gusti Ngurah Panca, seorang keturunan I Gusti Ngurah Suna Sakti, untuk mengambil sebuah tombak di wilayah Jimbaran. 
Saat itu, Jimbaran sudah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mengwi. Dalam misinya, I Gusti Ngurah Panca membawa anaknya serta sejumlah pengikut setia.
Setelah berhasil mendapatkan tombak tersebut, mereka beristirahat di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Desa Tumbak Bayuh. Dalam istirahatnya, I Gusti Ngurah Panca mendapat petunjuk gaib bahwa tombak tersebut harus ditempatkan di lokasi peristirahatan mereka. 
Atas petunjuk itu, sebuah pelinggih kemudian dibangun di lokasi tersebut sebagai tempat penghormatan, yang akhirnya dikenal dengan nama “Tombak Ayu.” Nama ini kemudian berubah menjadi “Tumbak Bayuh” seiring waktu.
Cerita lain menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan I Gusti Agung Munggu, Raja di wilayah Munggu, beliau memiliki pasukan yang menggunakan tombak yang terbuat dari kayu bayur. Kayu bayur ini diambil dari hutan yang berada di sekitar Desa Tumbak Bayuh. 
Karena keberhasilan para prajurit tersebut dalam pertempuran, lokasi hutan tempat pengambilan kayu ini diberi nama “Tombak Bayur,” yang lama-kelamaan berubah menjadi “Tumbak Bayuh.”
Sebelum menjadi desa definitif, Tumbak Bayuh masih berada dalam wilayah administratif Desa Buduk. Namun, karena luasnya wilayah Desa Buduk, semakin kompleksnya tugas pemerintahan, serta bertambahnya jumlah penduduk, akhirnya muncul gagasan untuk melakukan pemekaran wilayah. 
Pada tanggal 14 Oktober 1997, Desa Buduk resmi dimekarkan menjadi tiga desa, yaitu Desa Buduk, Desa Persiapan Tumbak Bayuh, dan Desa Persiapan Pererenan. Setelah memenuhi berbagai persyaratan administratif, pada tanggal 27 Juli 1999, Desa Tumbak Bayuh resmi menjadi desa definitif yang berdiri sendiri hingga kini.  
Sejarah panjang Desa Tumbak Bayuh menggambarkan bagaimana peristiwa masa lalu membentuk identitas dan nama desa ini. Meskipun kisah-kisahnya banyak berasal dari cerita turun-temurun, keberadaan desa ini tetap menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah dan budaya di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!