Sejarah Desa Yeh Sumbul Jembrana, Bermula dari Sungai dengan Debit Air Besar

Author:
Share
Desa Yeh Sumbul merupakan bagian dari Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa ini memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan perkembangan pemukiman penduduk serta migrasi lokal yang terjadi sejak awal abad ke-20.  
Sekitar tahun 1910, Desa Yeh Sumbul mulai terbentuk. Peristiwa ini berkaitan dengan kebijakan Raja Jembrana yang, dengan persetujuan pemerintah kolonial Belanda, mengangkat Kapten Mustika sebagai Mekel di Loloan. 
Kapten Mustika bertanggung jawab mengelola desa-desa dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Dalam menjalankan tugasnya, ia mengizinkan anak buahnya untuk berpindah ke arah timur guna mencari lahan baru untuk bermukim.  
Saat tiba di suatu daerah, mereka menemukan sungai dengan debit air yang sangat besar, yang kemudian mereka sebut sebagai “Air Mumbul.” Seiring waktu, penyebutan ini berubah menjadi “Air Sumbul.” 
Pendatang berikutnya, yang berasal dari suku Bali, mengadaptasi istilah tersebut dengan menggunakan bahasa Bali, mengubah kata “Air” menjadi “Yeh,” sehingga akhirnya wilayah ini dikenal sebagai “Yeh Sumbul” hingga sekarang.  
Pada awalnya, desa ini hanya terdiri dari satu kampung, yaitu Kampung Air Sumbul. Mayoritas penduduknya berasal dari suku Melayu dan Bugis, yang sebelumnya tinggal di sekitar Loloan Negara. 
Awalnya, mereka bekerja sebagai petani. Namun, seiring waktu, banyak dari mereka yang beralih profesi menjadi nelayan dan pedagang, sementara hanya sebagian kecil yang tetap bertani di sekitar sungai.  
Di sisi lain, gelombang migran lokal lainnya mulai berdatangan dan menetap di bagian barat desa. Mereka kemudian membeli tanah dari penduduk Muslim yang lebih dulu datang, sehingga wilayah tersebut dikuasai oleh pendatang baru. Mereka akhirnya mendirikan banjar dan bergabung dengan Desa Yeh Embang Kangin.  
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemukiman yang terbentuk di Yeh Sumbul kemudian ditetapkan menjadi sebuah desa administratif yang terdiri dari lima banjar:  
1. Banjar Yeh Sumbul  
2. Banjar Yeh Satang  
3. Banjar Pangkung Jelati  
4. Banjar Pangkung Languan  
5. Banjar Samblong  
Seiring perkembangan penduduk, pada tahun 1993, Banjar Pangkung Languan mengalami pemekaran dan terbentuklah Banjar Pangkung Languan Mekar. Kemudian, pada tahun 2004, Banjar Yeh Sumbul juga dimekarkan menjadi dua bagian, yaitu Banjar Yeh Sumbul dan Banjar Yeh Sumbul Barat. Dengan demikian, jumlah banjar di Desa Yeh Sumbul bertambah menjadi tujuh, yaitu:  
1. Banjar Yeh Sumbul  
2. Banjar Yeh Sumbul Barat  
3. Banjar Samblong  
4. Banjar Yeh Satang  
5. Banjar Pangkung Jelati  
6. Banjar Pangkung Languan  
7. Banjar Pangkung Languan Mekar    
Desa Yeh Sumbul memiliki batas-batas sebagai berikut:  
– Utara: Hutan Negara  
– Timur: Desa Medewi  
– Selatan: Samudra Indonesia  
– Barat: Desa Yeh Embang Kangin  
Dengan sejarah yang panjang serta perkembangan yang dinamis, Desa Yeh Sumbul menjadi salah satu desa di Jembrana yang memiliki keanekaragaman budaya serta aktivitas ekonomi yang terus berkembang. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!