Sejarah Lengkap Desa Nyuh Tebel Karangasem, Bermula dari Penyerangan Trah Kresna Kepakisan Majapahit ke Tenganan

Author:
Share
Website Desa Nyuh Tebel

Desa Nyuh Tebel merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Keberadaan desa ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit. Dilansir dari website Desa Nyuh Tebel, nama “Nyuh Tebel” sendiri berasal dari bahasa Bali, di mana “Nyuhtebel” merupakan gabungan kata “Nyuh” yang berarti kelapa dan “tebel” yang berarti lebat. Sehingga, Nyuh Tebel secara harfiah dapat diartikan sebagai hutan kelapa yang lebat, menggambarkan kondisi alam di wilayah ini pada masa lalu.

Asal Usul Sejarah Desa Nyuh Tebel

Nama Nyuh Tebel pertama kali muncul dalam Prasasti Kerajaan Gegel yang berasal dari tahun caka 1382 (1460 M), yang disimpan di Jeroan I Gusti Mangku Geria di Desa Sidemen, Karangasem. Prasasti tersebut mencatat peristiwa signifikan di Bali saat itu, di mana Dalem Watur Enggong dari Trah Kresna Kepakisan Majapahit memerintahkan serangan ke Desa Tenganan.

Serangan ini dipimpin oleh pasukan perang Depasek Bedolot dan Kiyai Agung Pasek Subadra, dengan dukungan langsung dari I Gusti Ngurah Sidiman (alias I Gusti Ngurah Kacangan) dari Desa Sidemen. Desa Tenganan yang menentang kekuasaan Gelgel pada saat itu berhasil ditundukkan, dan wilayah yang ditinggalkan oleh penduduknya berubah menjadi hutan rimba yang dipenuhi pohon kelapa.

Pembentukan Komunitas Karanganyar dan Desa Nyuh Tebel

Di wilayah selatan Tenganan, bekas wilayah kekuasaan Desa Tenganan yang menjadi rampasan perang, terbentuklah permukiman yang disebut Karanganyar. Komunitas Karanganyar ini berkembang pesat seiring berjalannya waktu, dan pada tahun 1725 Masehi, sudah terdapat awig-awig (aturan adat) Desa Karanganyar dan Tauman Nyuh Tebel.

Di sini juga didirikan Pura Dadia Gde Seraya oleh Trah Seraya, yang terdiri dari keturunan dari tiga pedukuhan di Desa Seraya: Moding, Taman, dan Kaliasem. Pura ini kemudian menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat setempat.

Pemerintahan dan Perubahan Sosial di Era Modern

Pada masa pemerintahan kerajaan Gelgel, wilayah Bali mengalami perpecahan dan pertempuran antarkerajaan yang terus berlanjut. Kemudian, dengan munculnya Kerajaan Karangasem, daerah ini mengalami penataan ulang pemerintahan dan pembangunan infrastruktur untuk memperkuat kekuasaannya. Desa Nyuh Tebel, sebagai bagian dari Karangasem, ikut berkembang seiring waktu.

Transisi Menuju Zaman Modern

Pada awal abad ke-20, Bali masuk dalam jajahan Belanda setelah melewati beberapa pertempuran. Di bawah pemerintahan Belanda, Karangasem diatur oleh regent-regent yang diangkat untuk mempertahankan kestabilan daerah. Setelah kemerdekaan Indonesia, Desa Nyuh Tebel mengalami berbagai perubahan sosial dan politik, termasuk dalam transisi dari Orde Lama ke Orde Baru dan kemudian Reformasi.

Pemekaran Desa dan Perkembangan Administratif

Pada tahun 2008, Desa Nyuh Tebel mengalami pemekaran administratif yang menghasilkan pembentukan desa definitif baru. Wilayah administratif desa terbagi menjadi tiga Banjar Dinas: Karanganyar, Tengah, dan Tauman, masing-masing dipimpin oleh Kelian Banjar Dinas (KBD) atau Perangkat Kewilayahan (PK).

Kepemimpinan dan Masa Depan Desa Nyuh Tebel

Pemerintahan desa Nyuh Tebel terus mengalami perkembangan, di mana kepala desa dipilih secara demokratis sesuai dengan Undang-Undang Desa No. 6 tahun 2014. Setiap pemimpin desa berusaha untuk memajukan dan mengembangkan desa dalam berbagai bidang, menjaga kearifan lokal dan nilai budaya yang kaya warisan dari masa lampau.

Dengan demikian, Desa Nyuh Tebel tidak hanya menjadi saksi sejarah panjang Bali, tetapi juga terus berkembang sebagai komunitas yang berintegrasi dengan dinamika zaman modern, sambil tetap memelihara warisan budaya dan nilai-nilai adat yang kaya. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!