Pura Puncak Penulisan, yang terletak pada ketinggian 1745 meter di atas permukaan laut di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, adalah salah satu situs bersejarah yang kaya dengan warisan budaya dan spiritual. Pura ini adalah tempat pemujaan yang dikenal dengan berbagai nama seperti Pura Tegeh Koripan, Pura Pamojan (Panah Raja), Pura Ukir Padelengan, dan Pura Panarajon.
Lokasi dan Akses
Terletak sekitar 3 kilometer dari Kintamani dan dapat diakses dari Denpasar melalui rute Petang-Jembatan Tukad Bangkung atau jalur Payangan, Pura Puncak Penulisan menawarkan suasana sejuk dengan pemandangan alam yang hijau. Suasana ini diperkaya dengan berbagai arca-arca peninggalan sejarah.
Sejarah Pembangunan
Sejarah Pura Puncak Penulisan dapat ditelusuri hingga zaman Megalitikum sekitar abad ke-3 Masehi. Pembangunan pura ini kemudian berlanjut pada abad ke-10 hingga abad ke-14 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Bali kuno seperti Warmadewa dan Majapahit.
Berdasarkan pendapat para ahli arkeologi dan beberapa catatan sejarah, pura ini kemungkinan besar dibangun dalam beberapa tahap dan mengalami perkembangan signifikan selama periode tersebut.
Struktur dan Arsitektur
Salah satu keunikan Pura Puncak Penulisan adalah arsitekturnya yang khas, mengusung konsep Gunung Suci yang menyerupai bukit atau piramida bertingkat. Pura ini terdiri dari tujuh tingkat, yang mencerminkan konsep Sapta Loka dalam agama Hindu. Setiap tingkat terhubung oleh tangga dan memiliki pelinggih atau tempat pemujaan yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan mengenai struktur pura berdasarkan tingkatannya:
1. Tingkat Pertama dan Kedua: Di tingkat ini terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Brahma dan Dewa Wisnu.
2. Tingkat Ketiga (Swah Loka): Terdapat dua pelinggih, yaitu Pura Taman Dana dan Pura Dana.
3. Tingkat Keempat (Maya Loka): Di sini terdapat Pura Ratu Penyarikan di sebelah timur dan tempat pemujaan keluarga Dadya Bujangga di sebelah barat.
4. Tingkat Kelima: Terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Surya dan Dewi Chandra.
5. Tingkat Keenam (Tapa Loka): Ada Pura Ratu Daha Tua.
6. Tingkat Ketujuh (Sunya Loka): Merupakan pura utama puncak yang digunakan sebagai tempat pemujaan Pengaruman, Piyasan, dan Gedong untuk menyimpan benda-benda peninggalan zaman purbakala.
Nilai Historis dan Religius
Pura Puncak Penulisan tidak hanya memiliki nilai historis tinggi tetapi juga dianggap sangat sakral oleh umat Hindu. Pura ini adalah tempat pemujaan Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Keberadaan mata air/tirtha di uttama mandala, yang hanya bisa diakses oleh Jero Kubayan, menambah keunikan dan kesakralan pura ini.
Pelestarian dan Upacara
Sebagai situs peninggalan sejarah, Pura Puncak Penulisan terus dilestarikan dan dijaga kesuciannya oleh masyarakat. Selama upacara agama, seluruh proses ritual dipimpin oleh Linggih Dane Jero Kubayan dan diiringi oleh Jero Peduluan lainnya, menandakan betapa pentingnya peran pura ini dalam kehidupan spiritual masyarakat setempat.
Pura Puncak Penulisan adalah simbol kehidupan spiritual dan sejarah yang mendalam di Bali, menjadikannya salah satu situs paling penting untuk dipelajari dan dilestarikan. (TB)