Desa Jungutbatu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.
Desa ini berada di Pulau Nusa Lembongan dan memiliki sejarah yang kaya, yang diwariskan secara turun-temurun dalam bentuk legenda dan cerita rakyat.
Menurut cerita yang dipercaya oleh masyarakat setempat, sejarah Desa Jungutbatu berawal dari seorang juragan perahu bernama I Renggan.
Ia adalah seorang pembuat perahu yang sangat mahir, mampu menciptakan perahu besar dan kuat yang dapat mengarungi lautan luas.
Salah satu keistimewaan perahu ini adalah adanya alat yang disebut Besi Werasani, yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah daratan yang menghalangi jalur pelayaran menjadi lautan.
Dengan kekuatan perahunya, I Renggan berlayar menuju utara dengan niat menyeberangi Pulau Bali secara lurus.
Dalam perjalanannya, ketika mencapai Padang Bai, daratan di sana berubah menjadi lautan dan teluk akibat kekuatan Besi Werasani.
Hal ini menimbulkan kemarahan Ida Batara Toh Langkir, dewa yang berstana di Gunung Agung.
Menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh perahu I Renggan, Ida Batara Toh Langkir turun tangan dengan menginjak tiang perahu tersebut, menyebabkan perahu itu terdorong mundur dengan kecepatan tinggi.
Akibatnya, perahu I Renggan terbalik dan berubah menjadi Pulau Ceningan.
Sementara itu, layar perahu yang terhempas dalam keadaan kacau membentuk Pulau Lembongan, dan ujung layar atau bidaknya menjadi daratan yang kini dikenal sebagai Desa Jungutbatu.
Nama desa ini berasal dari dua kata, yakni Jungut, yang berarti sudut layar, dan Batu, yang merujuk pada daratan atau pulau.
Selain kisah terbentuknya desa, beberapa tempat di sekitar Jungutbatu juga memiliki sejarah tersendiri yang berkaitan dengan perahu I Renggan.
Di antaranya:
- Batu Meceraken: Tempat ini diyakini sebagai lokasi terdamparnya rempah-rempah yang ada dalam perahu I Renggan.
- Wangkas Talatak: Nama ini berasal dari seekor ayam yang ikut hanyut ke arah barat badan perahu saat kejadian berlangsung.
Kini, Desa Jungutbatu dikenal sebagai destinasi wisata yang menarik dengan pantai pasir putih dan perairan yang indah.
Desa ini berkembang pesat, terutama dalam sektor pariwisata bahari, seperti snorkeling, diving, dan selancar.
Keberadaan desa ini yang memiliki sejarah unik semakin menambah daya tariknya bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kearifan lokal dan mitologi yang diwariskan secara turun-temurun. (TB)