Nama I Made Kembang Hartawan bukanlah hal asing di peta politik Kabupaten Jembrana.
Pria kelahiran Pekutatan, 6 Mei 1975 ini telah melewati lika-liku perjalanan panjang sebelum akhirnya terpilih sebagai Bupati Jembrana pada Pilkada 2024, bersama wakilnya, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat).
Kemenangan ini menjadi pembuktian atas ketangguhan dan konsistensinya dalam membangun Jembrana, setelah sebelumnya harus menelan kekalahan di Pilkada 2020.
Kembang Hartawan memulai karier politiknya dari bawah.
Pada 1997, ia menjadi Wakil Bendahara PAC PDI Perjuangan Kecamatan Pekutatan, lalu naik jabatan sebagai Ketua PAC (2000–2005), hingga akhirnya dipercaya memimpin DPC PDI Perjuangan Jembrana sejak 2010 hingga sekarang.
Tak hanya di partai, dedikasinya juga terlihat di berbagai organisasi.
Ia pernah memimpin KONI Jembrana (2010–2014) dan sukses mengantarkan Jembrana sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali X tahun 2013.
Pengalamannya di pemerintahan dimulai saat menjadi Wakil Bupati Jembrana dua periode (2011–2021), mendampingi Bupati I Putu Artha.
Pada Pilkada 2020, Kembang Hartawan gagal mengalahkan I Nengah Tamba.
Namun, kekalahan itu justru memantapkan tekadnya untuk kembali memperjuangkan visi pembangunan Jembrana.
Di Pilkada 2024, ia maju dengan dukungan penuh PDI Perjuangan, menggandeng I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat).
Pasangan yang akrab disapa “Bang Ipat” ini berhasil mengungguli petahana.
Latar belakang pendidikannya yang kuat menjadi pondasi kepemimpinannya.
Ia menyelesaikan S.E. di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar (2000), lalu meraih gelar M.M. dari Universitas Gajayana Malang (2008).
Di balik kesibukannya, Kembang Hartawan adalah sosok keluarga yang harmonis.
Ia menikah dengan Ni Nyoman Ani Setiawarini dan dikaruniai empat orang anak.
Kemenangan Kembang Hartawan di Pilkada 2024 bukan sekadar tentang balas dendam atas kekalahan sebelumnya, melainkan bukti kepercayaan masyarakat terhadap komitmennya.
Sebelumnya, ia sempat terpilih sebagai calon DPRD Bali di Pileg 2024 dengan raihan 41.165 suara, namun memilih mengundurkan diri untuk fokus pada kontestasi pilkada.
Kini, bersama Ipat, ia siap melanjutkan estafet pembangunan dengan semangat.
Masyarakat menanti terobosan baru dari pemimpin yang telah membuktikan ketahanan dan kesetiaannya pada tanah kelahirannya. (TB)