![]() |
Istimewa |
Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, lahir di Jakarta pada 13 September 1980, adalah sosok perempuan multitalenta yang dikenal luas di dunia jurnalisme, politik, hingga hiburan. Namanya semakin dikenal ketika ia bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan menjabat sebagai Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia.
Isyana memulai langkahnya sebagai model profesional. Pada tahun 2000, ia berhasil menjadi juara favorit pembaca dalam ajang Wajah Femina. Prestasi ini membuka pintu bagi Isyana untuk mengeksplorasi lebih dalam di dunia hiburan.
Latar belakang pendidikan Isyana juga tidak kalah membanggakan. Ia merupakan lulusan Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia. Pendidikan inilah yang membentuk kemampuan analitisnya terhadap berbagai isu global.
Setelah menyelesaikan studinya, Isyana memulai karier jurnalistiknya pada 2003 sebagai reporter Trans TV. Setahun kemudian, ia bergabung dengan TV7 (kini Trans7) dan dipercaya sebagai pembawa acara berita sekaligus reporter lapangan. Pada 2007, Isyana pindah ke RCTI, di mana ia menjadi pembawa acara berita dan produser program Seputar Indonesia.
Karier jurnalistiknya mencapai puncak ketika ia meliput berbagai peristiwa besar, seperti tsunami Aceh, Bom Bali II, hingga pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2008 yang dimenangkan Barack Obama. Isyana juga menjadi wartawan istana kepresidenan di era Susilo Bambang Yudhoyono. Di sepanjang kariernya, ia berkesempatan mewawancarai tokoh-tokoh dunia, seperti George W. Bush, Hillary Clinton, Pep Guardiola, Cesc FÃ bregas, dan Javier Zanetti.
Setelah meninggalkan RCTI pada akhir 2013, Isyana menjadi presenter lepas di berbagai stasiun televisi, termasuk Metro TV, Kompas TV, dan Fox Sports Asia.
Pada 2014, Isyana bersama Grace Natalie dan Raja Juli Antoni mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Inspirasi Isyana untuk terjun ke dunia politik datang dari sosok neneknya, Gedong Bagoes Oka, seorang tokoh politik yang pernah menjadi anggota DPR dan MPR.
Isyana kemudian memutuskan untuk mundur dari dunia jurnalistik pada 2015 melalui sebuah surat terbuka yang ia sampaikan ke berbagai media. Sejak saat itu, ia aktif di PSI sebagai Ketua DPP dan fokus pada kiprah politiknya. Pada Pemilu 2019, ia maju sebagai calon legislatif dari daerah pemilihan Banten III. Meskipun meraih 48.819 suara, PSI gagal melewati ambang batas parlemen. Hal serupa kembali terjadi pada Pemilu 2024, meski Isyana memperoleh 78.140 suara.
Selain aktif di jurnalisme dan politik, Isyana sempat tampil dalam dunia perfilman. Ia berperan sebagai pembaca berita dalam film Habibie & Ainun dan menjadi moderator debat dalam film 2014: Siapa di Atas Presiden?.
Isyana menikah dengan George Albert Tulaar pada 14 Desember 2009 dalam sebuah pernikahan yang harmonis di Bali. Pernikahan beda agama ini berjalan tanpa hambatan dari pihak keluarga. Isyana tetap memeluk agama Hindu, sementara George beragama Kristen Protestan. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak, salah satunya Gyanendra Frederick Oka Tulaar yang lahir pada 21 November 2010.
Perjalanan hidup Isyana Bagoes Oka menjadi contoh inspiratif tentang keberanian untuk menjelajahi berbagai bidang kehidupan. Dari jurnalis yang profesional hingga politikus yang visioner, ia terus berusaha memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia. Sosoknya menunjukkan bahwa dengan dedikasi, konsistensi, dan semangat tinggi, setiap individu bisa menciptakan dampak positif di berbagai lini kehidupan. (TB)