Di balik label Yoni Skincare yang kini dikenal luas di kalangan pecinta perawatan kulit, berdirilah sosok perempuan Bali inspiratif bernama Kadek Indra Yoni.
Lahir dan besar di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali, Kadek bukan berasal dari keluarga kaya raya.
Ayahnya bekerja sebagai petani, sedangkan sang ibu berdagang kecil-kecilan.
Hidup dalam keterbatasan ekonomi dan lingkungan yang kurang mendukung, ia kerap menjadi sasaran pandangan sinis hingga perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya.
Namun, semua itu tak membuatnya patah semangat—justru membentuk mental baja dan tekad besar untuk mengubah nasib.
Sejak duduk di bangku SMA, Kadek sudah dikenal sebagai siswa berprestasi.
Selepas lulus, ia memutuskan merantau ke Denpasar untuk mengejar mimpi.
Modal nekat dan kerja keras menjadi bekalnya memulai bisnis pakaian yang ia jalankan dari nol.
Tak butuh waktu lama, usahanya berkembang hingga ia mampu membuka butik pertamanya.
Meski bisnis fashion tak bertahan lama, Kadek tak menyerah.
Ia menjajal dunia properti dan kemudian memilih fokus pada peran barunya sebagai ibu rumah tangga.
Semangat wirausahanya kembali menyala saat mencoba membuat lulur kunyit buatan sendiri.
Lagi-lagi, usaha ini sukses dan memberi keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan membangun bisnis dari hal sederhana.
Momentum besar datang di tahun 2021 saat pandemi menerpa.
Di saat banyak bisnis tumbang, Kadek justru meluncurkan Yoni Skincare, merek produk kecantikan yang sudah mengantongi izin BPOM.
Keberaniannya itu membuahkan hasil, karena Yoni Skincare tumbuh pesat meski diluncurkan di tengah krisis.
Kini, Kadek Indra Yoni tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tetapi juga sosok yang inspiratif.
Lewat akun Instagram @kdindra_yoni yang telah memiliki lebih dari satu juta pengikut, ia rutin membagikan kisah hidup, keseharian sebagai ibu dua anak perempuan, dan motivasi untuk para perempuan agar tak takut bermimpi.
Dengan semangat berbagi, ia juga aktif membantu mereka yang membutuhkan.
Kadek adalah bukti bahwa mimpi besar bisa diraih oleh siapa pun, termasuk perempuan dari desa kecil yang tak menyerah pada keadaan. (TB)