![]() |
Istimewa |
Kejadian
kompor mayat meledak terjadi saat pelaksanaan ngaben di Gianyar.
Kejadian
ini terjadi pada Jumat, 19 Agustus 2022 malam di setra Desa Adat Selat, Desa
Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali sekitar pukul 19.30 Wita.
Dari
kejadian kompor meledak ini, beberapa orang menjadi korban termasuk pemilik
usaha kompor.
Hingga
saat ini, total 4 orang menjadi korban meninggal dalam kejadian kompor meledak
ini.
Terakhir
adalah tukang kompor atas nama I Ketut Adi Wiranata (32) yang meninggal pada
Rabu, 21 September 2022.
Inilah
keempat korban meninggal dalam ledakan kompor saat ngaben tersebut.
1. Kadek Gian Pramana Putra
Jenazah
Kadek Gian menjalani prosesi pengabenan pada Selasa 23 Agustus 2022.
Terkait
berpulangnya Kadek Gian, pihak keluarga pun syok.
Almarhum
Kadek Gian Pramana Putra (15), terbakar parah saat upacara ngaben di Desa Selat
Belega, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Jumat 19 Agustus 2022 sekitar pukul 19.30
Wita.
Tak
hanya pihak keluarga saja yang merasa kehilangan, kerabat dan warga setempat
juga merasakan kehilangan.
Seperti
yang dirasakan seorang warga bernama I Komang Gading yang juga pecalang Desa
Adat Selat Belega ini.
Dirinya
pun mengaku mereasa dadanya sesak saat menerima kabar Kadek Gian berpulang.
“Dada
saya terasa sesak begitu tahu Gian meninggal. Gian sudah saya anggap sebagai
anak sendiri, dia sering bermain sama anak saya,” katanya dilansir dari Tribun
Bali.
Ia
mengatakan, Gian saat kejadian berlari ke rumah warga dalam kondisi terbakar.
Gading
bersama warga lainnya ikut berlari mengejar Gian untuk membantu, namun upaya
itu tidak berhasil.
Gian
pun meninggal saat menjalani perawatan di RSUP Sanglah dengan luka bakar di
atas 90 persen.
Di
wilayahnya, Gian dikenal sebagai merupakan sosok periang, yang mudah bergaul
dengan siapa saja.
Ia
juga suka bermain volli.
Gian
adalah anak kedua dan ayahnya sudah meninggal dunia serta diaben saat kejadian
pada Jumat lalu.
Ia
pun dibesarkan oleh ibunya yang bekerja sebagai pedagang beras.
Jenazah
Gian diaben pada Selasa, 23 Agustus 2022 di Setra Adat Selat Belega.
2. Bagus Oscar Horizon Ninu
Bagus
Oscar Horizon Ninu (34) merupakan salah satu dari dua korban meninggal akibat
ledakan kompor jenazah saat ngaben di Gianyar.
Kejadian
ini terjadi pada Jumat 19 Agustus 2022 di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega,
Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali.
Ia
meninggal dunia dalam perawatan di RSUP Prof. Ngoerah atau RSUP Sanglah pada
Sabtu, 20 Agustus 2022.
Bagus
Oscar Horizon merupakan lelaki asal Banjar Intaran, Desa Pejeng, Tampaksiring,
Gianyar, Bali.
Dirinya
mengalami luka bakar parah, karena mengalami luka bakar 98 persen.
Ketika
kejadian kompor mayat meledak di Desa Selat Belega, Blahbatuh, Gianyar, Oscar
bertugas sebagai petugas kompor.
Diketahui
dirinya membantu usaha kompor mayat I Made Suarta yang merupakan kakeknya.
Sementara
itu, sehari-harinya, ia bekerja di PT Telkom di Denpasar.
Akan
tetapi, saat libur dan kakeknya mendapatkan panggilan membakar jenazah, Oscar
selalu ikut membantu.
Kakek
misan korban, I Nyoman Regig dilansir dari NusaBali mengatakan Bagus Oscar
menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di ICU Burn Unit RSUP Sanglah
Denpasar pada, Sabtu 20 Agustus pukul 17.00 Wita.
“Memang
luka bakarnya Oscar paling parah,” ujar Nyoman Regig saat ditemui di rumah
duka Banjar Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Minggu 21
Agustus 2022 kemarin.
Jenazah
korban dititipkan di Ruang Forensik RSUP Sanglah dan selanjutnya prosesi
Pengabenan dilakukan secara kremasi di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung pada
Soma Kliwon Uye, Senin 22 Agustus 2022.
Kremasi
dipilih karena prosesi Pengabenan tidak memungkinkan digelar di desa adat
setempat.
Hal
itu dikarenakan masih ada piodalan di Pura Kebo Edan.
Kini
Oscar meninggalkan dua orang anak yang masih kecil.
Mereka
berusia satu tahun dan tiga tahun. Serta seorang istri, Ayu Sri Kartini.
3. I Kadek Dwi Putra Jaya
I
Kadek Dwi Putra Jaya (32) menurut sang ayah I Nyoman Regig anaknya mengalami
luka bakar di bawah 50 persen.
Namun
kondisinya cukup parah, lantaran perban melekat di bagian tubuh atas hingga
kepala.
Dan,
dalam perawatn di ICU, anaknya selalu merintih kepanasan meskipun suhu ruangan
sangat dingin.
Regig
mengungkapkan, saat kejadian, sejatinya anaknya mendapatkan tugas membakar sawa
di kelompok lain atau bukan di sawa yang kompornya meledak.
“Saat
itu pekerjaan anak saya sudah selesai. Lalu dia ke sawa yang dibakar Oscar
bersama Ketut Wiranata, tujuannya untuk membantu agar cepat selesai,”
ungkap Regig.
Sama
seperti Oscar, pekerjaan membakar mayat ini merupakan kerja sampingan mereka.
Diketahui,
I Kadek Dwi Putra Jaya adalah Tenaga Harian Lepas (THL) tepatnya sopir Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gianyar, Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu.
Kabar
kepergian I Kadek Dwi Putra Jaya, 32, membuat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)
Gianyar berduka.
Korban
dikenal sebagai sosok polos dan ulet.
“Orangnya
polos, jadi kami sangat merasa kehilangan,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(DP3AP2KB) Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu dilansir dari Bali
Express.
4. I Ketut Adi Wiranata
I
Ketut Adi Wiranata (32) yang menjadi korban meninggal keempat.
Sehingga
kini total korban meninggal dalam kejadian ledakan kompor mayat tersebut adalah
empat orang.
Korban
I Ketut Adi Wiranata merupakan lelaki asal Banjar Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan
Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Ia
meninggal setelah menjalani perawatan sebulan lebih di RSUP Sanglah.
Ia
meninggal pada Rabu 21 September 2022 akibat luka bakar pada tubuhnya yang
mencapai 60 persen.
Dilansir
dari Tribun Bali, semasa hidupnya, Ketut Adi dikenal luas sebagai drummer grup
band bergender rock, yakni Band Rock a Bali.
I
Komang Ngurah Ardika, yang merupakan kakak mendiang mengatakan ia tak pernah
melihat kondisi adiknya dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Dia
hanya mendengar kabar adiknya dari keluarga yang menjenguk. Dimana sebelum
mengembuskan nafas terakhir, Selasa 20 September 2022 sekitar pukul 20.00 Wita,
adiknya tersebut sudah bisa bicara meskipun dengan nada lemah. (TB)