![]() |
Sumber: www.wikiwand.com |
Di
indonesia khususnya pawayangan Jawa dikenal dengan bale sigalagala.
Sedangkan dalam wiracarita Mahabharata, disebut Laksagraha yang merupakan
istana berlapis lak atau istana lilin, yang menjadi kediaman para Pandawa
beserta Kunti (ibu mereka), saat berlibur di Waranawata (Barnava).
Kata
laksagraha berarti “rumah (dari) lak”; lak adalah zat pelapis perabot
rumah tangga yang terbuat dari damar. Kisah tentang Laksagreha dimuat dalam
Adiparwa, parwa pertama dari 18 parwa dalam Mahabharata.
Dalam
Mahabharata dikisahkan bahwa Duryodana begitu membenci para Pandawa dan berniat
membinasakan mereka. Dengan bimbingan dan nasihat dari Sangkuni, ia merancang
suatu siasat untuk membunuh para Pandawa dan merekayasa agar pembunuhan
tersebut terlihat sebagai kecelakaan belaka.
Maka
dari itu, ia memanggil seorang arsitek bernama Purocana, dan memerintahkannya
untuk membangun suatu istana kecil berbahan lak di tengah hutan Waranawata sebagai
perangkap mematikan bagi para Pandawa.
Istana
tersebut dirancang agar cepat terbakar—sebab lak adalah zat yang mudah
terbakar—agar cepat menewaskan penghuni di dalamnya. Setelah istana tersebut
selesai, Duryodana segera mengundang para Pandawa untuk berlibur ke Waranawata
dan menginap di istana yang baru dibangun di sana. Ia juga mengatakan akan
menjamu para Pandawa di sana.
Para
Pandawa setuju dan mengajak ibu mereka, Kunti. Sementara Yudistira tetap
waspada setelah menerima peringatan dari paman mereka, Widura. Mereka pun pergi
ke Laksagreha untuk memenuhi undangan Kurawa.
Ketika
malam lebih tepatnya pagi-pagi buta, para Kurawa membakar istana tempat para
Pandawa dan Kunti, ibu mereka, tidur. Namun, Yudistira sudah mempersiapkan diri
karena rencana pembunuhan itu telah terdengar oleh pamannya, yaitu Widura adik
Pandu. Percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Duryodana akhirnya gagal. Sebab
Pandawa berhasil menyelamatkan diri melalui terowongan yang dibangun oleh para
penambang yang diutus oleh Widura.
Widura
merupakan orang yang tanggap ketika timbul niat jahat di hati Sangkuni dan
Duryodana untuk menyingkirkan para Pandawa. Maka sebelum Pandawa berangkat ke
Warnabrata untuk berlibur, Widura memperingati Yudistira agar berhati-hati
terhadap para Korawa dan paman mereka, yaitu Sangkuni.
Setelah
mengetahui bahwa keselamatan para Pandawa dan ibunya terancam di Laksagreha,
Widura mengirimkan pesuruh untuk menggali terowongan sehingga mempermudah para
Pandawa untuk meloloskan diri dari musibah kebakaran di sana, yang didalangi
oleh Duryodana. Terowongan tersebut menuju dekat Sungai Gangga. Terowongan tersebut
diperkirakan sekitar 2 kilometer dengan kedalaman 3 sampai 4 meter.
Setelah
kabur, para Pandawa dan Kunti mengembara sampai kerajaan Panchala. (TB)
Tonton videonya di sini