Piodalan di Pura Luhur Giri Salaka, yang bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi pada Selasa 12 Februari 2025, menjadi momen sakral bagi umat Hindu di Jawa Timur. Upacara pujawali ini dihadiri oleh Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, bersama sejumlah pimpinan perangkat daerah Provinsi Bali yang turut melaksanakan persembahyangan pada Kamis 13 Februari 2025.
Pujawali di Pura Luhur Giri Salaka berlangsung khidmat dengan rangkaian upacara yang diawali sejak Sabtu 8 Februari 2025. Prosesi Melasti yang digelar pada puncak pujawali menjadi daya tarik tersendiri, dengan ribuan umat yang hadir untuk melakukan penyucian diri meskipun hujan mengguyur kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Semangat ngayah para pemedek dalam menyiapkan sarana upacara menunjukkan dedikasi yang tinggi terhadap keberlanjutan warisan spiritual ini.
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Bali menyampaikan apresiasi kepada para pemangku, prajuru, dan seluruh pengayah yang telah menjaga kelestarian pura sebagai pusat spiritual dan pemersatu umat Hindu di Jawa Timur. “Terima kasih kepada para pemangku dan pengempon pura yang dengan penuh dedikasi melayani umat. Pura Luhur Giri Salaka bukan sekadar tempat suci, tetapi juga simbol kebersamaan dan kekuatan spiritual bagi umat Hindu,” ujar Mahendra Jaya.
Pujawali kali ini juga diwarnai dengan penyerahan dana punia dari Pemerintah Provinsi Bali serta penandatanganan prasasti pembangunan Kori Agung Mandala Tengah. Selain itu, Pj. Gubernur Bali juga menyerahkan Kitab Suci Weda kepada para pemangku setempat sebagai wujud dukungan terhadap penguatan spiritualitas umat.
Ketua Panitia Pujawali, Dhimas Theo Paku Sadewo, menyampaikan bahwa umat Hindu setempat menyambut dengan penuh semangat perayaan piodalan ini. “Kami sangat bersyukur atas kehadiran Bapak Pj. Gubernur Bali dan rombongan. Antusiasme umat sangat tinggi, dan ini menjadi bukti bahwa Pura Luhur Giri Salaka terus menjadi pusat spiritual yang menguatkan keyakinan umat Hindu di Jawa Timur,” ungkapnya.
Upacara piodalan ini masih berlanjut hingga upacara penyineban yang dijadwalkan pada Sabtu 15 Februari 2025, memberikan kesempatan bagi umat yang ingin tangkil untuk tetap hadir dalam rangkaian persembahyangan. Dengan berlangsungnya piodalan ini, diharapkan Pura Luhur Giri Salaka semakin kokoh sebagai tempat pemersatu dan pelestari ajaran Hindu di Jawa Timur. (TB)