Warga Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, digemparkan dengan penemuan jasad bayi yang dikubur diam-diam di bawah palinggih penunggun karang di sebuah rumah kontrakan di Jalan Subak Belaki, Banjar Puseh, Senin (6/10/2025).
Kasus ini sontak mengguncang warga, tak hanya karena tragis, tetapi juga karena lokasi penguburannya berada di tempat yang dianggap paling suci di pekarangan rumah.
Dari hasil penyelidikan Polres Gianyar, bayi malang itu diduga merupakan hasil hubungan gelap seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial R (25) dengan kekasihnya G (27). R melahirkan secara diam-diam tanpa bantuan medis pada Sabtu (4/10) saat majikannya sedang pulang kampung ke Karangasem.
Menurut keterangan polisi, R melahirkan di kamar mandi dan sempat panik karena bayi yang dilahirkannya tidak bergerak. Ia kemudian menghubungi G, yang datang tak lama setelah kejadian. Saat itu, bayi sudah dalam keadaan membiru. Dalam kepanikan, pasangan ini membungkus jasad bayi menggunakan plastik dan kardus, lalu menguburkannya di bawah palinggih penunggun karang di halaman rumah kontrakan.
Perbuatan itu baru terungkap setelah warga sekitar mencium bau tidak sedap dari area palinggih dan menemukan gundukan tanah mencurigakan. Polisi yang datang ke lokasi langsung menggali tanah dan menemukan jasad bayi terbungkus rapi. TKP pun segera dipasangi garis polisi.
Kapolres Gianyar melalui Kasat Reskrim, AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura, membenarkan penemuan tersebut. “Kami sudah amankan R dan G untuk dimintai keterangan. Jasad bayi telah dibawa ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk diautopsi. Saat ini kami dalami apakah bayi lahir dalam keadaan hidup atau sudah meninggal,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui R berasal dari Lombok Timur, NTB, dan baru bekerja di rumah kontrakan itu selama lima bulan. Ia mengalami pendarahan hebat pascamelahirkan dan kini dirawat di rumah sakit dalam pengawasan polisi. G, sang kekasih, juga telah diperiksa intensif karena diduga turut membantu proses penguburan bayi.
Kasus ini memunculkan reaksi beragam di masyarakat. Warga mengaku terkejut karena rumah kontrakan tersebut terlihat biasa dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan sebelumnya. Setelah proses evakuasi jasad bayi selesai, pihak Desa Adat Batubulan Kangin segera menggelar upacara pembersihan atau pecaruan di area palinggih, guna memulihkan kesucian tempat tersebut. (TB)
