![]() |
Istimewa |
Bertepatan
dengan hari raya Saraswati pada Sabtu, 22 Oktober 2022, Yayasan Siwa Murti Bali
menggelar upacara massal yang meliputi metatah, menek kelih, dan pawintenan
Saraswati.
Pelaksanaan
dari upacara Manusa Yadnya ini digelar di Pasraman Taman Bhuwana Santi, Jl.
Raya Munggu, Mengwi, Badung.
Ratusan
perserta dari berbagai daerah di Bali pun ikut dalam kegiatan ini.
Para
peserta yang terlibat hanya melakukan dana punia seiklhasnya.
Pinisepuh
Siwa Murti Bali Ida Rsi Agung Yoga Sidhi Bang Pinatih mengatakan, kegiatan ini
digelar serangkaian Piodalan di Pasraman Taman Bhuwana Santi.
“Peserta
mepunia seikhlasnya, kami tidak menetapkan tarif. Bahkan kalau memang tidak
mampu, kami tetap bantu,” kata Ida Rsi.
Dengan
biaya yang ringan ini, pihaknya ingin masyarakat tak lagi mempermasalahkan
biaya dalam memeluk agama Hindu.
Menurutnya
beragama Hindu relatif mudah dan tetap fleksibel.
Melihat
antusias masyarakat ini, Ida Rsi Agung bertekad aksi sosial ini akan digelar
rutin setiap enam bulan sekali.
Untuk
Metatah sendiri diikuti 45 peserta dari berbagai daerah.
Tahapan
dimulai dengan upacara Ngekeb, kemudian Menek Kelih yang terdiri dari Upacara
Ngeraja Singa untuk pria, dan Ngeraja Swala untuk perempuan.
Selanjutnya
mereka menjalani tahap Metatah dan sungkem kepada orang tua.
Saat
sungkem ini, suasana menjadi haru karena sang anak meminta maaf atas kesalahan
yang telah diperbuat selama ini, anak juga meminta kepada orang tua agar
memberikan restu untuk kehidupan yang lebih baik.
Metatah
sendiri memiliki makna dalam, karena ini menjadi tahap kehidupan baru bagus
pelakunya.
Metatah
terhadap gigi taring ini sebagai simbul agar pelaku dapat mengendalikan hawa
nafsunya.
Kegiatan
sosial ini diapresiasi oleh Ketua PHDI Kota Denpasar Made Arka yang saat itu
ikut membantu peserta Mewinten.
Menurutnya
Yayasan Siwa Murti telah mendukung program PHDI Denpasar dalam mengayomi dan
mengedukasi umat terkait pelaksanaan upacara.
“PHDI
Denpasar sendiri dalam waktu dekat ini juga akan menggelar hal serupa. Kami
ingin umat Hindu tidak lagi berpikir bahwa Hindu itu mahal dan ribet,”
tuturnya.
Putu
Sumanasa, salah satu lansia yang metatah merasa gembira telah menuntaskan
upacara metatah.
Dia
yang metatah bersama anak-anaknya menilai aksi ini sangat mulia dan meringankan
beban umat.
Dia
berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan, sehingga umat lain juga bisa
terbantu.
Pada
akhir kegiatan, Ketua PHDI Denpasar bersama Ketua Yayasan Siwa Murti Bali Jero
Mas Ayu dan Guru Putra Pinisepuh Turah Gede Mangku menyerahkan sertifikat
kepada peserta, sebagai tanda telah mengikuti upacara. (TB)