![]() |
Dalam rangka memperingati Hari Kondom Internasional pada 14 Februari 2025, Yayasan Kerti Praja (YKP) bekerja sama dengan AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia menggelar berbagai kegiatan bertema pencegahan HIV-AIDS. Salah satu agenda utama adalah pertemuan bertajuk “Menuju Indonesia Bebas HIV” yang menghadirkan diskusi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta tokoh masyarakat guna merumuskan langkah-langkah strategis dalam penanggulangan HIV.
Sebelum acara utama berlangsung, YKP dan AHF mengadakan pertemuan dengan Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) Bali pada 13 Februari 2025 di Sunny 16 Caffe, Hotel Fontana, Kuta. Dalam pertemuan tersebut, hadir perwakilan dari KPA Provinsi Bali, jurnalis dari berbagai media, serta sejumlah perwakilan AHF, termasuk Dr. Chhim Sarath selaku AHF Asia Bureau Chief dan Deepak Dhungel dari divisi advokasi dan pemasaran AHF Asia.
Diskusi ini menghasilkan kesepakatan bahwa KJPA akan mendapat dukungan dari AHF melalui YKP dalam mempromosikan kondom sebagai alat utama pencegahan HIV-AIDS di Bali. Selain itu, pertemuan ini juga membahas rencana kegiatan pada 14 Februari 2025 di Mercure Bali Sanur Resort Denpasar, yang akan menjadi wadah untuk menyusun rekomendasi kebijakan terkait penyediaan, promosi, serta distribusi kondom secara lebih efektif.
Dr. Chhim Sarath menekankan pentingnya penggunaan kondom dalam mencegah penyebaran HIV-AIDS. Ia mencontohkan kasus di Kamboja, di mana banyak keluarga kehilangan generasi penerus akibat HIV-AIDS. Dengan edukasi yang tepat dan ketersediaan kondom yang memadai, penyebaran virus ini dapat ditekan secara signifikan.
Asep Eka Nur Hidayat, Country Program Manager AHF Indonesia, turut menyoroti tantangan dalam sosialisasi kondom di Indonesia, khususnya stigma sosial serta keterbatasan akses dan distribusi. Ia mempertanyakan bagaimana kondisi serupa di Bali dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.
Menanggapi hal itu, Yuniambara dari KPA Provinsi Bali dan Rofiqi Hasan dari KJPA Bali menegaskan bahwa masyarakat Bali relatif terbuka terhadap sosialisasi penggunaan kondom. Namun, aturan pusat sering kali menjadi kendala dalam implementasi di daerah. Oleh karena itu, diperlukan strategi komunikasi yang lebih inklusif serta koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
Data terbaru menunjukkan bahwa kasus HIV di Bali masih terus meningkat, dengan total 31.361 kasus hingga September 2024. Transmisi seksual tetap menjadi jalur utama penularan, dengan tingkat penggunaan kondom yang masih rendah di kalangan kelompok berisiko. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi menular seksual (IMS) juga terus meningkat, terutama di kalangan pekerja seks, laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL), serta komunitas waria.
Dalam upaya mengatasi tantangan ini, YKP telah menjalankan program intervensi struktural untuk pencegahan HIV melalui transmisi seksual (PMTS) sejak 2008, dengan implementasi di Kota Denpasar sejak 2013. Program ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap kondom sebagai langkah preventif.
Dengan dukungan seluruh pihak, diharapkan peringatan Hari Kondom Internasional ini dapat menjadi momentum penting dalam penguatan kebijakan berbasis bukti untuk pencegahan HIV-AIDS di Indonesia. Langkah-langkah konkret yang dihasilkan dari pertemuan ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas kampanye kesehatan masyarakat terkait penggunaan kondom secara luas dan berkelanjutan. (TB)