Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya menciptakan lingkungan yang bersih dan tertata melalui inovasi berbasis teknologi informasi.
Salah satu terobosan terbaru adalah Sistem Informasi Penataan Pelemahan Berbasis Semeton Lembaga Adat atau “Siap Selem,” yang digagas oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimta) Kota Denpasar.
Program ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya kawasan kumuh baru dengan melibatkan desa adat dan desa dinas sebagai bagian dari sistem peringatan dini.
Kepala Dinas Perkimta Denpasar, I Gede Cipta Sudewa Atmaja, menjelaskan bahwa Siap Selem berfungsi sebagai alat pemantauan dan pengendalian kawasan kumuh berbasis IT.
Dengan melibatkan peran aktif desa adat dan desa dinas, program ini memungkinkan deteksi dini terhadap indikasi munculnya kawasan kumuh di Denpasar.
“Sebagai inovasi pengendalian dan penataan kawasan kumuh di Kota Denpasar berbasis teknologi informasi, Siap Selem melibatkan desa adat dan desa dinas sebagai sistem peringatan dini.
Ini membantu mencegah terbentuknya kawasan kumuh baru serta mengurangi kawasan kumuh yang sudah ada,” ungkapnya saat ditemui pada Jumat 4 April 2025 di Denpasar.
Dalam penerapannya, setiap desa adat dan desa dinas memiliki admin Siap Selem yang bertugas memantau serta melaporkan potensi kawasan kumuh.
Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh operator Dinas Perkimta yang berperan sebagai super admin.
Dengan mekanisme ini, permasalahan lingkungan dapat diidentifikasi lebih awal dan segera mendapatkan penanganan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2023, program ini telah menunjukkan hasil yang signifikan.
Data mencatat bahwa luas kawasan kumuh di Denpasar awalnya mencapai 50 hektar.
Berkat implementasi Siap Selem, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 17,6 hektar yang tersebar di kawasan Karya Makmur, Ubung Kaja, serta 1 hektar di Pemecutan Kaja.
“Saat ini, total kawasan kumuh yang tersisa sekitar 18 hektar. Kami optimistis, dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, desa adat, desa dinas, serta masyarakat, kawasan kumuh di Jalan Karya Makmur dan Pemecutan Kaja dapat sepenuhnya dituntaskan pada akhir tahun 2025,” tambah Cipta Sudewa.
Program Siap Selem tidak hanya berdampak pada pengurangan kawasan kumuh, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan budaya gotong royong yang semakin diperkuat, Denpasar diharapkan menjadi kota yang lebih asri, tertata, dan bebas dari kesan kumuh di masa mendatang. (TB)