Seniman multidisiplin asal Bali, Apel Hendrawan, merayakan 50 tahun perjalanan hidupnya melalui pameran seni tunggal bertajuk “50 Years, A Journey. The Golden Age of Apel Hendrawan” yang akan dibuka pada 21 Mei 2025 di Titik Dua, Ubud. Tak sekadar pameran, acara ini menjadi penanda penting dalam dunia seni Bali, di mana kejujuran, spiritualitas, dan keberanian untuk menelusuri luka menjadi pusat dari seluruh karya dan narasi yang disampaikan.
Dalam dunia seni yang kian dipengaruhi pasar dan tren, karya-karya Hendrawan hadir sebagai oase keaslian. Pameran ini sekaligus menjadi momen peluncuran buku “50 Years, A Journey, Apel Hendrawan”, sebuah karya visual dan naratif yang mendokumentasikan transformasi hidupnya — dari masa kelam, melalui kecanduan dan gangguan kejiwaan, menuju kesembuhan lewat praktik seni dan spiritualitas Hindu Bali.
“Ini bukan sekadar pameran atau buku. Ini adalah kesaksian hidup yang mentransformasi penderitaan menjadi keindahan. Karya Apel adalah proses penyucian, bukan produksi. Ia adalah suara yang menolak kompromi,” ujar Dian Dewi Reich, pendiri Sawidji Studio & Gallery sekaligus kolaborator pameran ini.
Pameran “50 Years, A Journey” akan berlangsung dari 22 Mei hingga 11 Juni 2025 di Titik Dua, Ubud. Karya-karya yang ditampilkan menggambarkan refleksi mendalam antara bayangan dan cahaya, menjadikan kanvas sebagai cermin jiwa yang menampung seluruh lapisan pikiran sang seniman. Pada hari pembukaan, akan digelar pula acara penandatanganan buku edisi terbatas oleh Apel Hendrawan.
Buku tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Apel dan para penulis seperti Arif Bagus Prasetyo, Wayan Westa, Richard Horstman, serta Dian Dewi Reich. Disajikan secara bilingual (Bahasa Indonesia dan Inggris), buku setebal 220 halaman ini menghadirkan narasi biografi, esai budaya, refleksi spiritual, puisi visual, dan dokumentasi karya seni.
Dalam pernyataan seninya, Apel menegaskan bahwa baginya, proses berkesenian adalah upaya menggali lapisan terdalam pikiran hingga mencapai kemurnian. “Saya memaknai proses berkesenian seperti menguliti lapisan kulit dan daging hingga saya menemukan isi terdalam dari pikiran. Inilah yang saya sebut sebagai kemurnian dan kekekalan — hasil dari sebuah usaha,” ujarnya.
Apel Hendrawan, yang kini dikenal sebagai salah satu suara paling otentik dalam lanskap seni kontemporer Bali, mengajak masyarakat untuk melihat seni bukan sekadar objek, melainkan perjalanan batin yang jujur dan penuh keberanian.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pameran dan pemesanan buku, masyarakat dapat mengunjungi lokasi pameran di Titik Dua, Ubud, mulai tanggal 22 Mei 2025. Pameran ini menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan karya yang lahir dari proses spiritual dan estetika yang mendalam — sebuah undangan untuk kembali pada esensi sejati kreativitas.
Informasi Pameran:
- Judul: 50 Years, A Journey. The Golden Age of Apel Hendrawan
- Seniman: Apel Hendrawan
- Kolaborator: Sawidji Studio & Gallery
- Pembukaan: 21 Mei 2025 pukul 17.30 WITA
- Durasi: 22 Mei – 11 Juni 2025
- Lokasi: Titik Dua, Ubud, Gianyar, Bali
Informasi Buku:
- Judul: 50 Years, A Journey, Apel Hendrawan
- Penulis: Arif Bagus Prasetyo, Wayan Westa, Richard Horstman, Dian Dewi Reich
- Bahasa: Bilingual (Indonesia-Inggris)
- Jumlah Halaman: 220 halaman
- Format: Edisi hardcover terbatas & softcover standar
- Acara Peluncuran: Bersamaan dengan pembukaan pameran
- Penandatanganan Buku: Saat pembukaan