Ajaib! Pura Goa Giri Putri, Mulut Goanya Sempit, di Dalamnya Bisa Menampung 5000 Orang, Tempat Memohon Kesembuhan

Author:
Ist

Membicarakan
Bali memang tak akan pernah ada habisnya. Ada banyak hal-hal yang menarik dan
unik. Seperti halnya pura yang ada di dalam goa ini. Namanya adalah Pura Goa
Giri Putri. Seperti namanya, pura ini memang terletak di dalam goa.

Pura
ini berada di Dusun Karangsari, Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung, Bali. Goa
ini merupakan goa yang terbesar di Nusa Penida. Pura Goa Giri Putri sendiri,
lokasi berada di ketinggian 150 mdpl dan memiliki panjang 310 meter.

Dilansir
dari gotravelaindonesia.com, Giri Putri berasal dari kata giri dan putri. Kata
giri berarti bukit atau gunung. Sementara putri berarti wanita. Dalam konsep
ajaran Hindu, putri yang dimaksud adalah sebuah simbolis bagi
kekuatan/kesaktian Tuhan yang memiliki sifat keibuan (kewanitaan).

Jadi,
Goa Giri Putri dimaksudkan sebagai sebuah lubang yang memiliki rongga, ruang
dengan ukuran tertentu sebagai tempat bersemayamnya kekuatan/kesaktian Tuhan
dalam manifestasinya berupa seorang perempuan/wanita cantik yang disebut ‘Hyang
Giri Putri yang tiada lain adalah salah satu saktinya dan kekuatan Tuhan dalam
wujudnya sebagai Siwa.

Dilansir
dari Babadbali.com disebutkan jika sebelum tahun 1990, Goa Giri Putri hanyalah
sebuah goa yang dijadikan objek wisata lokal, terutama saat hari raya Galungan
dan Kuningan. Di samping air yang ada di Taman Goa dijadikan air suci/tirta serangkaian
dengan diadakannya upacara Panca Yadnya.

Untuk
menjaga keberadaan Goa Giri Putri sebagai tempat persembahyangan sekaligus
objek wisata spiritual dan budaya, muncullah ide pembangunan
pelinggih-pelinggih sebagai tempat pemujaan kepada para dewa yang bersemayam di
Pura Goa Giri Putri.

Ada
enam pelinggih dan kekuatan Tuhan yang bersemayam di Pura Goa Giri Putri di
antaranya Pelinggih Hyang Tri Purusa, Pelinggih Hyang Wasuki, Pelinggih Hyang
Giripati, Pelinggih Hyang Giri Putri, Pelinggih Payogan dan Pelinggih Hyang
Siwa Amerta, Sri Sedana/Ratu Syahbandar dan Dewi Kwam Im.

Jika
tangkil ke Pura Goa Giri Putri, saat turun di pelataran parkir kemudian
menyeberang jalan, pemedek langsung berhadapan dengan jalan berundak-undak
(anak tangga) yang berjumlah 110 undak. Sampai di atas, bertemu pelinggih
pertama (Pelinggih Hyang Tri Purusa) berupa sebuah Padmasana yang berada persis
di depan mulut goa. Dipercaya, yang melinggih di pelinggih itu adalah kekuatan
Ida Sang Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Hyang Tri Purusa (ajaran Siwa
Sidantha) yang terdiri atas Paramasiwa, Sadasiwa dan Siwatma.

Setelah
bersembahyang di Pelinggih Tri Purusa, pemedek lanjut memasuki areal Goa Giri
Putri. Uniknya, kesan pertama bagi yang baru pertama kali tangkil ke pura ini,
pasti akan merasa takut, waswas dan berpikir tidak mungkin bisa masuk karena
ketika melihat mulut goa yang berukuran kecil. Hanya bisa dilalui satu orang
saja.

Mulut
goanya kecil hanya sekitar kurang dari 80 sentimeter dan sempit bagi tubuh
orang dewasa. Namun ajaibnya, seberapa besar badan pemedek pastinya akan serasa
pas memasuki pintu goa ini.

Mulut
goa yang kecil hanya akan dilalui sekitar 3 meter saja. Selebihnya, pemedek akan
tercengang dengan keajaiban yang ada karena rongga goa di dalam sangat lebar
dan tinggi. Bahkan, diperkirakan halaman goa bisa menampung hingga 5.000
pemedek.

Begitu
melewati terowongan, pemedek kembali menemukan pelinggih kedua, yakni Pelinggih
Hyang Wasuki yang berupa Sapta Petala. Umat Hindu yang tangkil di pelinggih ini
selalu memohon keselamatan, kedamaian dan ketenteraman umat pada umumnya dan
khususnya keluarga.

Usai
melakukan persembahyangan di Pelinggih Hyang Wasuki, pemedek melanjutkan
persembahyangan di pelinggih ketiga berupa Padmasana. Pelinggih ini merupakan
tempat berstananya Hyang Giripati/Siwa, Penyineban Ida Batara dan tempat
pelukatan.

Di
pelinggih ini, sebelum pemedek melakukan persembahyangan, wajib melakukan
pelukatan Dasa Mala terlebih dahulu dengan memohon tirta pelukatan kepada Ida
Hyang Giri Putri, Dewi Gangga dan Hyang Giri Pati agar segala papa klesa, sarva
roga dan hal-hal yang bersifat asuri sampat, baik sekala maupun niskala bisa
diruwat, dilebur dan dimusnahkan. ‘Setelah prosesi pelukatan selesai, baru
dilakukan persembahyangan di depan Pelinggih Giripati guna memohon pasupati
pelukatan sehingga secara lahir batin kita terlepas dari hal-hal negatif.

Persembahyangan
berikutnya adalah pelinggih keempat yakni tempat berstananya Hyang Giri Putri.
Sebelum menaiki tangga, pemedek terlebih dahulu menjumpai sebuah pelinggih
berupa pengrurah linggih Ida Ratu Tangkeb Langit sebagai penjaga Ida Hyang Giri
Putri.

Setelah
pemedek berada di areal luhur Giri Putri, akan dijumpai Pelinggih Hyang Giri
Putri yang berdampingan dengan pelinggih Pengaruman sebagai tempat menstanakan
simbol-simbol dewa-dewi berupa arca dan Rambut Sedana. Yang paling unik dari pelinggih
ini, yakni keberadaannya di tengah-tengah atas dinding goa. 

Di pelinggih ini,
pemedek dapat memohon anugerah untuk mewujudkan harapan-harapan hidup. Pemedek
juga dapat memohon penyembuhan penyakit melalui percikan tirta suci yang
sebelumnya didahului dengan memohon izin dari Hyang Giri Putri, Hyang Tri
Purusa, Hyang Giri Pati, Hyang Wasuki, Hyang Mahadewa, Hyang Sri Sedana dan
Dewi Kwam Im.

Ada
juga Pelinggih Payogan berupa Padmasana. Pelinggih ini merupakan tempat
peraduan Hyang Giri Putri-Hyang Giri Pati. Tempat khusus melakukan tapa, yoga
dan semadi.

Terakhir
adalah pelinggih Hyang Siwa Amerta, Sri Sedana/Ratu Syahbandar dan Dewi Kwam
im. Pelinggih ini berada di ujung tenggara, di mana pemedek bisa melihat dengan
jelas pancaran sinar matahari yang seolah-olah memberi obor suci dari kilauan
cahaya Sang Hyang Surya.

Di
area pelinggih itu, ada dua pelinggih berupa Padmasana tempat berstananya Dewa
atau Hyang Siwa Amerta atau Mahadewa dan Gedongsari Linggih Ida Hyang Sri
Sedana atau Ratu Syahbandar, Ratu Ayu Mas Melanting serta dua patung Kwam Im.
Semuanya merupakan Dewa Pemurah, Pengasih dan Penyayang, Penolong,
Kebijaksanaan serta Dewa-dewi Kemakmuran.

Pura
ini sebenarnya merupakan perpaduan konsep Siwa-Budha serta tempat bagi pemedek
memohon anugerah kesejahteraan lahir batin, agar murah rezeki, dipermudah jalan
menuju kesuksesan dalam berusaha, kedamaian hidup, keselarasan dan keharmonisan
rumah tangga serta memohon anugerah kemaslahatan umat manusia dan lainnya. Piodalan
di pura ini berlangsung pada Purnamaning Kalima. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!