Fb Mas Pus Jogja |
Aksi
nyata untuk kebangkitan Hindu sangat terlihat di Yogyakarta khususnya di Kabupaten
Gunungkidul. Dimana aksi nyata ini berupa program Pembangunan 1000 Pelinggih.
Program ini digagas oleh PHDI Gunung Kidul sejak tahun 2017. Program ini akan
dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2023 mendatang.
Perkembangan
program ini pun terus disampaikan oleh Ketua PHDI Gunungkidul, Purwanto lewat
akun facebooknya Mas Pur Jogja. Berdasarkan unggahan tersebut, hingga saat ini
sudah hampir 600 pelinggih yang terdistribusikan.
Padang
unggahan Mas Pur pada Minggu, 12 Desember 2021 disebutkan sudah terdistribusi
sebanyak 526 unit pelinggih dan sebanyak 8 unit candi.
“Terus
Bergerak Membangun Dharma Nusantara. Minggu 12-12-21. Terus berkarya membangun
pelinggih umat Hindu di Tegalrejo Beji Ngawen Gunungkidul. 6 unit pelinggih
siap dibangun hari ini sebagai bhakti umat Hindu terhadap Ibu Pertiwi – Bapa
Akasa, Pepunden, dan Cilal bakal. Mari terus berbagi untuk memberi tanda
kebangkitan disetiap jengkal tanah Nusantara,” tulis Mas Pur Jogja.
Sementara
itu, dilansir dari media-dpr.com, Purwanto mengatakan program 1000 pelinggih ini
merupakan upaya untuk mengembalikan tradisi dan budaya penguat identitas dan
jati diri umat Hindu di Jawa Dwipa, Sembah bhakti kepada Tuhan Hyang Widhi
Wasa. PHDI Kabupaten Gunungkidul D.I. Yogyakarta mengadakan Bhakti
Sosial dalam bentuk pendirian Pelinggih di rumah-rumah umat Hindu wilayah
Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini tertampung dalam program 1000
Pelinggih di Kabupaten Gunungkidul. Sasaran kegiatan adalah seluruh umat Hindu
di Kabupaten Gunungkidul.
Tujuan
kegiatan Bhakti Sosial pendirian pelinggih tersebut adalah untuk memperkuat
sradha dan bhakti umat Hindu di Kabupaten Gunungkidul, pengejawantahan
identitas jati diri umat Hindu, serta membangun ikatan bhatin umat Hindu dengan
para leluhurnya.
“Belum
adanya kesadaran umat Hindu Gunungkidul tentang pentingnya pendirian pelinggih
tersebut, sehingga kami memprakarsai dengan mohon dukungan punia Bpk/Ibu/ Sdr
umat sedharma, untuk merealisasikan bhakti sosial pendirian pelinggih yang akan
diserahkan secara bertahap,” kata Purwanto.
Dilansir
dari laman Hindujogja.com program ini juga sudah meluas hingga ke luar Gunungkidul.
Misalnya pada Sabtu 4 Desember 2021 bersamaan dengan erupsi Gunung Semeru,
untuk pertama kalinya program 1000 pelinggih menyerahkan 40 unit Padmasari
secara bersama kepada umat Hindu di Juwangi Kabupaten Boyolali. Tim 1000
pelinggih yang dipimpin oleh Mas Pur diterima oleh Ketua PHDI Kecamatan
Juwangi, Wardi dan tokoh muda Hindu Juwangi Mas Widhianto di Pura Pager Gunung
Juwangi. Padmasari dikukuhkan dan disepakati oleh umat Hindu setempat sebagai
media untuk membangun sradha dan meningkatkan kualitas bhakti umat Hindu di
wilayah Juwangi tersebut.
Sementara
itu, sebelumnya pada Minggu 8 November 2020 tim 1000 Pelinggih hadir ke
Jogonalan Klaten Jawa Tengah. Sebanyak 22 set pelinggih langsung dikirim ke rumah-rumah
umat Hindu di wilayah tersebut.
Punia
untuk gerakan ini pun terus mengalir. Misalnya pada tanggal 27 Desember 2021 malam
bertempat di Pura Bhakti Widhi Bendo, PHDI Kabupaten Gunungkidul menerima 600
pedagingan dari Romo Mangku Padma Raditya Sogata (Tampak Siring) dan Guru
Mangku Karang (Bangli) Bali. Selain punia, mereka juga hadir di tengah-tengah
umat Hindu Gunungkidul untuk memberikan spirit, motivasi, dan dukungan langsung
terhadap program 1000 pelinggih yang ada di Gunungkidul.
Selain
itu, pada Kamis 7 Oktober 2021 malam bertempat di Pendopo Agung Pura Bhakti
Widhi, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Dr. Tri Handoko Seto, S.Si.
M.Sc menyerahkan secara simbolis Bantuan Operasional Program 1000 Pelinggih
senilai Rp.120.000.000 kepada PHDI Kabupaten Gunungkidul.
Bantuan
program Pembangunan 1000 Pelinggih tersebut diserahkan kepada Purwanto selaku
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Tri
Handoko Seto menyampaikan bahwa kontribusi Ditjen Bimas Hindu pada program
Pembangunan 1000 Pelinggih yang digagas PHDI Gunung Kidul sejak tahun 2017 ini
merupakan bentuk upaya memperkuat identitas dan jati diri umat Hindu di tengah
menguatnya modernisasi.
Menurutnya,
pelinggih adalah salah satu bentuk identitas umat Hindu di Indonesia, dan
program pembangunan ini sebagai bentuk penguatan identitas tersebut. Mayoritas
umat Hindu yang tinggal di Kabupaten Gunung Kidul adalah beretnis Jawa yang
masih menjalankan tradisi Kejawen secara turun temurun. Selama ini, belum
banyak umat Hindu di Kabupaten Gunung Kidul yang memiliki Pelinggih sebagai
tempat beribadah di rumah.
Tri
Handoko berharap dengan dibangunnya 1000 Pelinggih di masing-masing rumah umat
Hindu ini, dapat memicu semangat dan rasa bangga yang lebih besar menjadi
pemeluk agama Hindu sambungnya.
Tri
Handoko juga mengatakan, Program 1000 pelinggih ini sangat menginspirasi
sebagai sebuah bentuk membangun identitas jati diri umat Hindu di seluruh
Nusantara. Hal ini sesuai dengan program pemerintah untuk mewujudkan moderasi
beragama. Selain itu, Tri Handoko menyampaikan bahwa dengan adanya tempat suci
(sanggar pamujan) di setiap rumah keluarga Hindu akan mampu meningkatkan sradha
dan bhakti yang akan berimbas pada ketenangan jiwa, kebahagiaan dan
kesejahteraan keluarga tersebut, karena dapat selalu berdoa dan bersyukur
setiap saat.
Dalam
kesempatan itu, ia juga menyerahkan bantuan rehabilitasi Pura Derpo Kusumo
Saptosari senilai Rp.100.000.000, dan Bantian Sarparas Pendidikan Pasraman
Widya Santi senilai Rp.50.000.000.
Ketua
PHDI Kabupaten Gunungkidul, Purwanto menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI atas perhatian yang selama ini diharapkan oleh
umat Hindu di Gunungkidul. Bantuan yang diterima, tentu akan menjadikan semangat
umat Hindu membangun identitas kehinduannya, serta bisa mewariskannya kepada
anak cucu dikelak kemudian hari.
Terkait
program 1000 pelinggih ini, PHDI Gunung Kidul juga membuka rekening untuk
punia. Punia bisa disalurkan melalui Rekening PHDI Kabupaten Gunungkidul BRI
No. Rekening 6980-01-010253-53-2. Konfirmasi punia Purwanto (085643163975). (TB)