Dalam tradisi Hindu Bali, setiap unsur persembahan memiliki makna mendalam yang merepresentasikan ajaran spiritual dan filsafat kehidupan.
Salah satu sarana sakral yang digunakan dalam ritual keagamaan, khususnya oleh para pendeta saat mengucapkan mantra, adalah Kalpika.
Kalpika merupakan rangkaian bunga suci yang terdiri atas tiga warna utama, yaitu putih, merah, dan hijau.
Rangkaian ini tidak sembarangan, karena disusun menggunakan daun dari bunga kembang sepatu atau dikenal juga dengan kembang pucuk dalam bahasa Bali.
Susunan Kalpika dibuat berbentuk segitiga yang melambangkan Trilingga, yakni tiga kekuatan utama penciptaan semesta oleh Sang Hyang Widhi: bulan, bintang, dan matahari.
Tak hanya itu, Kalpika juga mengandung filosofi Tri Murti, yakni tiga manifestasi utama Tuhan dalam ajaran Hindu: Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Warna putih dalam Kalpika mewakili Siwa sebagai simbol kesucian dan ketenangan; merah melambangkan Brahma sebagai pencipta; sementara warna hijau—yang dalam konteks ini disamakan dengan hitam—mewakili Wisnu sebagai pemelihara kehidupan.
Selain daun pucuk dan kembang sepatu, Kalpika juga dapat disusun dengan bunga-bunga biasa yang memiliki makna simbolik sesuai warnanya.
Bunga putih tetap sebagai simbol Siwa, merah untuk Brahma, kuning sebagai lambang Mahadewa, serta biru atau hijau sebagai perwujudan Wisnu.
Kalpika bukan sekadar rangkaian bunga, tetapi simbol kehadiran energi Ilahi dalam prosesi spiritual.
Penggunaannya oleh pendeta saat melafalkan mantra menunjukkan betapa pentingnya keselarasan unsur alam dan spiritual dalam kehidupan umat Hindu.
Semoga pemahaman ini menambah wawasan dan memperdalam makna spiritual bagi para semeton yang menjalankan tradisi leluhur dengan penuh rasa bhakti. (TB)
Sumber gambar: YouTube Cempaka Widya