![]() |
Sumber foto: wikipedia.org |
Setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali umat Hindu Bali merayakan Tumpek Krulut. Tumpek Krulut jatuh pada Saniscara atau Sabtu Kliwon wuku Krulut.
Krulut ini berasal dari kata lulut yang artinya kasih sayang. Saat Tumpek Krulut merupakan pemujaan Bhatara Iswara. Dalam hal ini dipersonifikasikan dengan pemuliaan gambelan.
Mantan Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., seperti yang dikutip dari laman www.isi-dps.ac.id mengatakan upacara Tumpek Krulut ini merupakan bentuk syukur juga untuk menyatukan hati dengan keindahan, sehingga kedamaian dunia lewat seni dapat terwujud.
Menurutnya, pemahaman Tumpek Krulut adalah mendalapi spirit tetabuhan sehingga melahirkan kekuatan dan keteduhan. Nada dan bunyi memiliki kekuatan spiritual, dan alunan nada-nada merupakan proses menuju harmonisasi alam.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ia mengatakan diperlukan perenungan dan menghaturkan syukur kepada Tuhan dalam menifestasinya sebagai Siwa. “Dengan menyatunya gamelan atau tari dan seniman itu sendiri, maka sebuah hasil karya seni yang luar biasa,” katanya. (TB)