![]() |
Arca di Pura Pucak Penulisan, Sumber Foto: www.kintamani.id |
Dari
beberapa arca yang ada di Pura Pucak Panulisan, salah satunya yakni Arca
Bhatari Mandul. Pura Pucak Panulisan terletak di Banjar Kuta Dalem, Desa Sukawana,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli atau sekitar 70 km dari pusat Kota
Denpasar. Ada beberapa nama untuk pura ini yakni Pura Panarajon, Pura Tegeh
Koripan dan lebih populer masyarakat menyebut dengan Pura Pucak Panulisan
karena letaknya memang di Bukit Panulisan.
beberapa arca yang ada di Pura Pucak Panulisan, salah satunya yakni Arca
Bhatari Mandul. Pura Pucak Panulisan terletak di Banjar Kuta Dalem, Desa Sukawana,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli atau sekitar 70 km dari pusat Kota
Denpasar. Ada beberapa nama untuk pura ini yakni Pura Panarajon, Pura Tegeh
Koripan dan lebih populer masyarakat menyebut dengan Pura Pucak Panulisan
karena letaknya memang di Bukit Panulisan.
Ida
Bagus Gde Primayatna, dkk. dalam Program Studi Tata Ruang Desa Pinggan,
Kecamatan Kintamani, Bangli: Sebuah Kajian Keruangan Desa Bali Aga (Laporan
Hasil Penelitian Hibah Unggulan) menuliskan, pura ini diperkirakan dibangun
pada tahun 300 M (zaman perunggu) dan pembangunannya kemudian dilanjutkan pada
abad ke-10 hingga tahun 1343 M atau mendekati masa berakhirnya kekuasaan
Majapahit.
Bagus Gde Primayatna, dkk. dalam Program Studi Tata Ruang Desa Pinggan,
Kecamatan Kintamani, Bangli: Sebuah Kajian Keruangan Desa Bali Aga (Laporan
Hasil Penelitian Hibah Unggulan) menuliskan, pura ini diperkirakan dibangun
pada tahun 300 M (zaman perunggu) dan pembangunannya kemudian dilanjutkan pada
abad ke-10 hingga tahun 1343 M atau mendekati masa berakhirnya kekuasaan
Majapahit.
Salah
satu penguatan akan hal ini yakni adanya arca wanita dalam sikap berdiri yang
memuat nama Bhatari Mandul. Arca ini ditafsirkan sebagai Pratista dari jiwa
Permaisuri Raja Anak Wungsu yang memang tak memiliki putra.
satu penguatan akan hal ini yakni adanya arca wanita dalam sikap berdiri yang
memuat nama Bhatari Mandul. Arca ini ditafsirkan sebagai Pratista dari jiwa
Permaisuri Raja Anak Wungsu yang memang tak memiliki putra.
Peneliti
dari Balai Arkeologi Denpasar, I Wayan Badra dalam artikelnya Motif Seni Kain
Arca Sejoli dan Arca Bhatari Mandul di Pura Pucak Penulisan, Kintamani, Bangli
yang dimuat dalam buku 100 Tahun Purbakala Peradaban Bali-Nusra dalam Perspektif Arkeologi menuliskan, arca Bhatari Mandul memiliki inskripsi atau
prasasti. Huruf yang digunakan yakni huruf Kediri Kuadrat (Kwadrat Kediri?),
yang dipahatkan pada bagian belakang arca.
dari Balai Arkeologi Denpasar, I Wayan Badra dalam artikelnya Motif Seni Kain
Arca Sejoli dan Arca Bhatari Mandul di Pura Pucak Penulisan, Kintamani, Bangli
yang dimuat dalam buku 100 Tahun Purbakala Peradaban Bali-Nusra dalam Perspektif Arkeologi menuliskan, arca Bhatari Mandul memiliki inskripsi atau
prasasti. Huruf yang digunakan yakni huruf Kediri Kuadrat (Kwadrat Kediri?),
yang dipahatkan pada bagian belakang arca.
Prasasti
ini hanya menuliskan nama Bhatari Mandul serta angka tahun 999 saka atau 1077
masehi. “Dilihat dari angka tahunnya, arca ini dibuat semasa pemerintahan
Raja Anak Wungsu. Nampaknya juga seperti arca sejoli atau arca sepasang
yang bertarik 1011 Masehi, arca Bhatari Mandul juga merupakan contoh
gaya seni arca abad ke-11 Masehi,” tulisnya.
ini hanya menuliskan nama Bhatari Mandul serta angka tahun 999 saka atau 1077
masehi. “Dilihat dari angka tahunnya, arca ini dibuat semasa pemerintahan
Raja Anak Wungsu. Nampaknya juga seperti arca sejoli atau arca sepasang
yang bertarik 1011 Masehi, arca Bhatari Mandul juga merupakan contoh
gaya seni arca abad ke-11 Masehi,” tulisnya.
Arca
ini dalam posisi berdiri samabangga yang terbuat dari bahan batu padas,
dan memiliki tinggi keseluruhan 147 cm, Iebar area 30 cm, tebal arca 26 cm.
Badra mengatakan acara ini memiliki bagian-bagian seperti stela berbentuk segi
empat sisi sejajar dan bulat oval pada sudut atasnya, asana berbentuk segi
empat dengan motif hiasan padma ganda. Pakaian yang digunakan hanya satu lembar
yang panjangnya sampai sebatas betis. “Kain yang digunakan tersebut
mengikuti lekukan pinggang sampai pada betis, dan terlihat seolah-olah kain
yang digunakannya sangat tipis dan ringan,” tulisnya.
ini dalam posisi berdiri samabangga yang terbuat dari bahan batu padas,
dan memiliki tinggi keseluruhan 147 cm, Iebar area 30 cm, tebal arca 26 cm.
Badra mengatakan acara ini memiliki bagian-bagian seperti stela berbentuk segi
empat sisi sejajar dan bulat oval pada sudut atasnya, asana berbentuk segi
empat dengan motif hiasan padma ganda. Pakaian yang digunakan hanya satu lembar
yang panjangnya sampai sebatas betis. “Kain yang digunakan tersebut
mengikuti lekukan pinggang sampai pada betis, dan terlihat seolah-olah kain
yang digunakannya sangat tipis dan ringan,” tulisnya.
Juga
ada perhiasan seperti mahkota berbentuk jata makuta dengan rambut disanggul dengan
bunga padma dan garis-garis geometris. Tampak jamang yang melingkar pada dahi
dengan motif hiasan patra kakul-kakulan (binatang siput), telinga tanpa hiasan
(tanpa anting-anting), sumping posisinya di atas dan di belakang telinga dengan
menggunakan motif hiasan padma yang dikombinasikan dengan
sulur-suluran.
ada perhiasan seperti mahkota berbentuk jata makuta dengan rambut disanggul dengan
bunga padma dan garis-garis geometris. Tampak jamang yang melingkar pada dahi
dengan motif hiasan patra kakul-kakulan (binatang siput), telinga tanpa hiasan
(tanpa anting-anting), sumping posisinya di atas dan di belakang telinga dengan
menggunakan motif hiasan padma yang dikombinasikan dengan
sulur-suluran.
Arca Bhatari Mandu, Sumber Foto: Buku 100 Tahun Purbakala Peradaban Bali-Nusra dalam Perspektif Arkeologi |
Kalung
berbentuk segi tiga bagian depan dan mengecil kebelakang melingkari leher
dengan hiasan sulur-suluran daun dan manik-manik. Gelang lengan berbentuk segi
tiga dengan hiasan patra ganggong dan hiasan manik-manik. Gelang lengan dengan
masing-masing tangan menggunakan tiga buah gelang dan tiga buah gelang bentuknya
bulat polos dan satu buah berbentuk segitiga dengan motif hiasan ganggong.
berbentuk segi tiga bagian depan dan mengecil kebelakang melingkari leher
dengan hiasan sulur-suluran daun dan manik-manik. Gelang lengan berbentuk segi
tiga dengan hiasan patra ganggong dan hiasan manik-manik. Gelang lengan dengan
masing-masing tangan menggunakan tiga buah gelang dan tiga buah gelang bentuknya
bulat polos dan satu buah berbentuk segitiga dengan motif hiasan ganggong.
Selain
itu, gelang siku memiliki bentuk bulat bergelombang dengan hiasan manik-manik
dan sulur-suluran. Ikat perut menggunakan selendang berbentuk pita Iebar dengan
hiasan garis horizontal. Ikat dada berbentuk belah ketupat yang bergelombang
dengan hiasan ganggong (ganggeng) dan dikombinasikan dengan bingkai hiasan manik-manik.
itu, gelang siku memiliki bentuk bulat bergelombang dengan hiasan manik-manik
dan sulur-suluran. Ikat perut menggunakan selendang berbentuk pita Iebar dengan
hiasan garis horizontal. Ikat dada berbentuk belah ketupat yang bergelombang
dengan hiasan ganggong (ganggeng) dan dikombinasikan dengan bingkai hiasan manik-manik.
Sampur
yang menghiasi pinggang kiri dua buah dan pinggang kanan dua buah dengan hiasan
garis-garis dan pada ujung sampur tampak hiasan sulur-suluran dan manik-manik.
Uncal berbentuk pita polos sebanyak 3 buah, wiru tampak bentuknya terbelah dua
dengan ujung wiru terlipat seperti garis-garis spiral. Gelang kaki berbentuk
garis-garis bergelombang 3 buah.
yang menghiasi pinggang kiri dua buah dan pinggang kanan dua buah dengan hiasan
garis-garis dan pada ujung sampur tampak hiasan sulur-suluran dan manik-manik.
Uncal berbentuk pita polos sebanyak 3 buah, wiru tampak bentuknya terbelah dua
dengan ujung wiru terlipat seperti garis-garis spiral. Gelang kaki berbentuk
garis-garis bergelombang 3 buah.
Selain
di Pura Pucak Penulisan, replika arca ini bisa dilihat di Balai Patok pada Museum
Gedong Arca (Museum Arkeologi) di Jl. Raya Tampaksiring, Bedulu, Kecamatan
Blahbatuh, Gianyar. (TB)
di Pura Pucak Penulisan, replika arca ini bisa dilihat di Balai Patok pada Museum
Gedong Arca (Museum Arkeologi) di Jl. Raya Tampaksiring, Bedulu, Kecamatan
Blahbatuh, Gianyar. (TB)