![]() |
Foto Panitia PKB |
Sekaa
Arja Tunggal Ideping Sawitra, Kelurahan Pemecutan, Denpasar tampilkan Arja
Klasik pada PKB XLI di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar,
Jumat, 21 Juni 2019 malam. Arja ini mengambil setting Kerajaan Kahuripan dan
Kerajaan Metaum yang mengisahkan Perjalanan Raja Kahuripan, Raden Pranajaya dan
berjudul Surat Tunggul.
Arja Tunggal Ideping Sawitra, Kelurahan Pemecutan, Denpasar tampilkan Arja
Klasik pada PKB XLI di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar,
Jumat, 21 Juni 2019 malam. Arja ini mengambil setting Kerajaan Kahuripan dan
Kerajaan Metaum yang mengisahkan Perjalanan Raja Kahuripan, Raden Pranajaya dan
berjudul Surat Tunggul.
Tunggul
adalah Panji kerajaan Kahuripan yang mempunyai kekuatan tersendiri, yang sudah
diyakini oleh masyarakat sebagai pajenegan kerajaan. Tunggul ini juga
menyertai kemanapun raja Kahuripan bepergian.
adalah Panji kerajaan Kahuripan yang mempunyai kekuatan tersendiri, yang sudah
diyakini oleh masyarakat sebagai pajenegan kerajaan. Tunggul ini juga
menyertai kemanapun raja Kahuripan bepergian.
Dikisahkan
Raja Kahuripan bernama Raden Prana Jaya mempunyai seorang istri dari kerajaan
Deha yang bernama Diah Prana Yoni. Seorang putra tampan lahir dari buah cinta
mereka berdua yang diberinama Raden Prana Jiwa.
Raja Kahuripan bernama Raden Prana Jaya mempunyai seorang istri dari kerajaan
Deha yang bernama Diah Prana Yoni. Seorang putra tampan lahir dari buah cinta
mereka berdua yang diberinama Raden Prana Jiwa.
Saat
berumur ehnam bulan, Raden Prana Jiwa ditinggal ayahnya dengan alasan Raden Prana
Jaya melihat sabungan ayam. Setelah jejaka, Raden Prana Jiwa ingin mencari tahu
keberadaan ayahnya yang sebenarnya. Ia pun
menanyakan perihal ayahnya kepada ibunya Diah Prana Yoni. Ibunya pun
menceritakan hal ihwal kepergian Raden Prana Jaya.
berumur ehnam bulan, Raden Prana Jiwa ditinggal ayahnya dengan alasan Raden Prana
Jaya melihat sabungan ayam. Setelah jejaka, Raden Prana Jiwa ingin mencari tahu
keberadaan ayahnya yang sebenarnya. Ia pun
menanyakan perihal ayahnya kepada ibunya Diah Prana Yoni. Ibunya pun
menceritakan hal ihwal kepergian Raden Prana Jaya.
![]() |
Foto Panitia PKB |
Di
Kerajaan Metaum, seorang putri yang bernama Diah Durcitawati, memberikan
guna-guna Raden Prana Jaya walaupun ia sudah memiliki suami. Akan tetapi mereka
belum dikaruniai keturunan. Raden Prana Jiwa sampai di kerajaan Metaum dalam
perjalanan pencarian jejak ayahnya Raden Prana Jaya. Raden Prana Jiwa dirayu
oleh Diah Durcitawati agar mau menjadi swaminya.
Kerajaan Metaum, seorang putri yang bernama Diah Durcitawati, memberikan
guna-guna Raden Prana Jaya walaupun ia sudah memiliki suami. Akan tetapi mereka
belum dikaruniai keturunan. Raden Prana Jiwa sampai di kerajaan Metaum dalam
perjalanan pencarian jejak ayahnya Raden Prana Jaya. Raden Prana Jiwa dirayu
oleh Diah Durcitawati agar mau menjadi swaminya.
Hal
itu diketahui oleh Raden Prana Jaya, yang mengakibatkan terjadinya peperangan
antara Raden Prana Jaya dengan Raden Prana Jiwa. Sedang sengitnya peperangan,
Diah Prana Yoni datang melerai sekaligus menyarankan anaknya Raden Prana Jiwa
agar mengambil Tunggul utuk menghilangkan guna-guna Diah Durcitawati. Raden
Prana Jayapun sadar akan dirinya, dan mereka bersama-sama kembali ke kerajaan
Kahuripan untuk menjalankan pemerintahan sebagai seorang raja.
itu diketahui oleh Raden Prana Jaya, yang mengakibatkan terjadinya peperangan
antara Raden Prana Jaya dengan Raden Prana Jiwa. Sedang sengitnya peperangan,
Diah Prana Yoni datang melerai sekaligus menyarankan anaknya Raden Prana Jiwa
agar mengambil Tunggul utuk menghilangkan guna-guna Diah Durcitawati. Raden
Prana Jayapun sadar akan dirinya, dan mereka bersama-sama kembali ke kerajaan
Kahuripan untuk menjalankan pemerintahan sebagai seorang raja.
![]() |
Foto istimewa |
Diiringi
gambelan geguntangan yang dipadukan dengan gerak tari dan tembang, arja ini
dibina I Gede Anom Ranuara, seniman asal Denpasar. Garapan ini berhasil membuat
penonton terpingkal walaupun terkesan kurang bisa mengatur porsi melucu.
gambelan geguntangan yang dipadukan dengan gerak tari dan tembang, arja ini
dibina I Gede Anom Ranuara, seniman asal Denpasar. Garapan ini berhasil membuat
penonton terpingkal walaupun terkesan kurang bisa mengatur porsi melucu.
Aksi
lucu bermula saat tokoh Desak Rai yang diperankan Kadek Unik Jayanti bernyanyi
sambil bersahut-sahutan dibalik langse atau tirai dengan Ibu Sang Putri yang
merupakan majikannya. Kelucuan ini mengundang tawa para penonton. Para pemain
pun seperti tak ingin kehilangan tawa penonton, hingga akhirnya mereka
terus-menerus membuat lelucon spontan yang membuat garapan tak terkendali.
Walaupun demikian, garapan ini berusaha menyajikan sebuah nostalgia dengan
menghadirkan pakem geguntangan tahun 80-an. (TB)
lucu bermula saat tokoh Desak Rai yang diperankan Kadek Unik Jayanti bernyanyi
sambil bersahut-sahutan dibalik langse atau tirai dengan Ibu Sang Putri yang
merupakan majikannya. Kelucuan ini mengundang tawa para penonton. Para pemain
pun seperti tak ingin kehilangan tawa penonton, hingga akhirnya mereka
terus-menerus membuat lelucon spontan yang membuat garapan tak terkendali.
Walaupun demikian, garapan ini berusaha menyajikan sebuah nostalgia dengan
menghadirkan pakem geguntangan tahun 80-an. (TB)