Asal Usul Naga Ananta Sesa yang Jadi Singgasana Dewa Wisnu

Author:
Share
Sumber: id.wikipedia.org

Dewa
Wisnu merupakan dewa yang memiliki manifestasi sebagai pemelihara. Wisnu
digambarkan berbaring dalam singgasana beliau yang berwujud seekor ular atau
naga berkepala banyak. Naga ini bernama Ananta Sesa.

Dalam
mitologi Hindu, Ananta Sesa merupakan sosok naga atau ular yang merupakan
tempat singgasana atau tempat berbaringnya Dewa Wisnu bersama
istrinya, Dewi Laksmi. Ananta Shesha digambarkan sebagai ular kobra
raksasa dengan kepala yang banyak. Kepalanya tegak berdiri bagai payung yang
menaungi Dewa Wisnu, badannya membelit dan menumpuk hingga membuat sebuah kursi
atau kasur yang nyaman. Naga Ananta Sesa juga mengambang di atas lautan.

Konon Sesa
ini merupakan naga pertama yang menetas dari 1000 telur yang dierami oleh Kadru.
 Akan tetapi Sesa merupakan sosok naga
yang baik. Ia tidak agresif, tidak suka menindas dan selalu taat dengan aturan.

Kerena
melihat tingkah saudara-saudaranya yang suka menindas dan sewenang-wenang
kepada Garuda, ia pun merasa tak cocok dengan mereka. Akhirnya Sesa memilih
memisahkan diri dari saudara-saudaranya.

Sesa pun
pergi jauh dan melakukan tapa brata dengan rentang waktu yang sangat lama.
Melihat ketulusan dan ketekunan tapanya, Dewa Brahma pun menampakkan wujudnya
kepada Sesa. Dewa Brahma kemudian menanyakan apa diinginkan oleh Sesa.

Sesa
lalu menjawab jika ia ingin agar pikirannya bisa terus terkontrol sehingga ia
dapat terus melakukan tapa seperti ini. Brahma menyetujui permintaan Sesa dan
kemudian meminta Sesa menyangga bumi yang tidak stabil.

Setelah
mendapat tugas itu, Sesa lalu menyelam ke Patala dan sejak saat itu menjadi
penyangga pertiwi atau bumi. Selain itu, Sesa juga mengabdikan dirinya kepada
Wisnu dan menjadikan dirinya pembaringan Wisnu saat Wisnu berada di lautan
susu. Sejak ditemui oleh Brahma dan Wisnu, nama Sesa berubah menjadi Ananta
Sesa atau Adi Sesa.

Sesa juga
sering disebut sebagai Sesanaga. Menurut kitab-kitab Purana, Sesa
menopang planet-planet di alam semesta pada tudungnya, dan
terus-menerus menyanyikan lagu pujian kepada Wisnu dengan seluruh
mulutnya. Kadangkala ia disebut Anantasesa, berarti “Sesa yang
abadi”, karena merupakan salah satu makhluk purba yang telah ada
sejak penciptaan dunia.

Sesa juga
diyakini sebagai pelayan sekaligus manifestasi Wisnu. Menurut kepercayaan
Hindu, Sesa pernah menjelma ke Bumi sebanyak tiga kali sebagai manusia.

Pertama
Sesa menjelma menjadi Laksmana yang merupakan adik dari Rama yang
merupakan awatara Wisnu. Laksamana lahir di negeri Ayodya dan ikut
berkelana Bersama Rama termasuk dalam menumpas Rahwana. Ia lahir pada masa
Tretayuga.

Kedua,
Sesa menjelma sebagai Baladewa alias Balarama. Baladewa merupakan
kakak dari Kresna yang merupakan awatara Wisnu. Baladewa dikenal ahli dalam
bermain gada dan menjadi guru Bima dan Duryodana dalam memainkan gada. Ia
membawa senjata bajak dan hidup pada jaman Dwaparayuga.

Dan
yang ketiga yakni Ramanujacharya, cendekiawan dari perguruan Wisistadwaita
Wedanta. Ia hidup di jaman Kaliyuga.

Konon Ananta
Sesa akan tetap hidup meskipun jagat raya ini musnah pada akhir kalpa. Karena
itulah ia disebut dengan Ananta yang artinya tak terbatas, Sesa yang artinya
tersisa. Ananta Sesa juga akan dalam pemusnahan dunia dengan menyemburkan nafas
berapi dari mulutnya. (TB)

       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!