Kenapa Agama Hindu Tetap Menjadi Mayoritas di Bali? Ini 4 Alasannya

Author:
Sumber: pixabay.com

Orientaslis Eropa menjuluki Bali sebagai
museum hidup peradaban Hindu-Jawa. Hal itu diungkapkan oleh Michel Picard dalam
“What’s in a Name? Agama Hindu Bali in The Making” (2004). Mereka pun
menganggap Bali sebagai satu-satunya penerus yang hidup di saat keberadaan
Hindu di Jawa memudar setelah masuknya agama Islam.

Sampai saat ini, agama Hindu masih tetap
bertahan dan berkembang di Bali dengan adat istiadatnya yang khas. Seakan tak
luntur oleh perkembangan zaman dan gempuran pengaruh luar, Hindu tetap menjadi
agama mayoritas.

Lalu apakah yang menjadi penyebab agama Hindu
bisa bertahan dan berkembang di Bali hingga kini?

Kalangan orientalis Eropa, menyebut bahwa
Hindu dibawa masuk Bali pada abad ke-14 oleh orang-orang Majapahit. Saat itu
Majapahit terdesak oleh pengaruh Islam. Petinggi dan warga di Majapahit yang
tidak mau masuk Islam kemudian pergi ke Bali untuk berlindung di
kerajaan-kerajaan pimpinan saudaranya di Bali.

Robert Pringle dalam buku A Short History of
Bali: Indonesia’s Hindu Realm (2004) menyebut jika Bali selalu berada dalam
pengaruh Kerajaan di Jawa terutama Majapahit. Ketika Majapahit berada pada
puncak kekuasaannya, Bali menjadi salah satu daerah penting dengan adanya Kerajaan
Gelgel yang semakin menguat meskipun Majapahit melemah. Sehingga saat Islam di
Jawa menguat, banyak warga di Jawa kemudian pindah ke Bali.

Pringle menuliskan ada beberapa kemungkinan
yang membuat Hindu tetap bertahan di Bali. Alasan pertama yaitu Bali tidak
pernah secara nyata anti Islam, walaupun memiliki budaya yang berbeda. Ini
sebabnya Bali tidak pernah merasa harus ditundukkan oleh Kerajaan Islam,
terutama Mataram di Jawa. Minoritas Islam yang berdagang, terutama di Bali
Utara, dan menjadi tentara tetap dapat singgah di Bali.

Alasan kedua, setidaknya terdapat jeda hingga
100 tahun sejak runtuhnya Majapahit kemudian Pajang-Jipang-Demak sampai Mataram
yang paling kuat, setidaknya ada jeda selama 100 tahun. Saat Majapahit runtuh
dan Kerajaan Gelgel menguat, Mataram Islam belum terlalu kuat.

Meskipun saat Kerajaan Gelgel membantu
Blambangan berhasil diusir oleh Kerajaan Mataram, namun Mataram tak bisa
mendudukkan Gelgel.

Alasan ketiga, saat Kerajaan Mataram mulai
menguat dan Gelgel melemah, ternyata hal ini disambung oleh kedatangan Belanda.
Kedatangan Belanda ini membuat Mataram harus berkonsentrasi menghadapi belanda.
Selain harus berkonsentrasi dengan Belanda, Kerajaan Mataram juga banyak
dilanda konflik-konflik internal yang tentunya membuat Mataram juga semakin
melemah.

Alasan keempat, ketika kekuatan Belanda
semakin menguat, Mataram malah menjadi defensive dan tak lagi memikirkan
ekspansi. Bahkan Mataram justru semakin kehilangan wilayah kekuasaannya seiring
dengan menguatnya Belanda.

Dikarenakan Mataram semakin melemah, maka Bali
pun tetap ajeg dengan Hindunya meskipun kerajaan Gelgel pada akhirnya pecah
menjadi sembilan kerajaan kecil tahun 1690.

Belakangan dengan adanya beberapa peraturan
tentang kehidupan beragama oleh Negara, Hindu Bali pun tetap aman dan
terlindungi. Apalagi Bali memiliki akar budaya yang kuat untuk bisa bertahan
dengan Hindunya.

Selain itu, banyak juga yang percaya jika tokoh-tokoh
Hindu terdahulu seperti Danghyang Nirartha telah membangun benteng niskala di
seluruh pesisir Bali. Sehingga Bali tidak bisa ditembus oleh para penyerbu dari
luar jika dilihat dari aspek niskala.

Itulah beberapa analisis yang menjadi alasan
kenapa agama Hindu tetap menjadi mayoritas di Bali. (TB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!