Sumber: mrinalraiartwork.wordpress.com |
Bahlika
atau Wahalika merupakan tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan
ksatria tertua yang ikut dalam perang bharatayudha. Bahlika adalah putra Raja
Pratipa dengan Sunanda, dan merupakan saudara Dewapi dan Raja Santanu.
Ia
merupakan paman Bisma, sehingga menjadi kakek buyut bagi Kurawa dan Pandawa. Ia
juga merupakan putra kedua Pratipa yang sempat dicalonkan untuk mewarisi takhta
kerajaan Kuru dengan ibu kota Hastinapura, setelah kakaknya, Dewapi menolak
karena memilih untuk menjadi petapa.
Namun,
ia juga menolak karena memutuskan untuk merantau ke India Barat Laut dengan
keyakinan untuk memimpin sebuah kerajaan baru yang lebih makmur daripada
kerajaan Kuru. Kerajaan tersebut kemudian dikenal sebagai kerajaan Bahlika.
Bahlika
juga hadir saat pengangkatan Yudhishthira sebagai putra mahkota. Ketika
Yudhishthira melakukan pengorbanan Rajasuya untuk menjadi seorang raja, Nakula
menyampaikan permintaan kepada kakek buyutnya untuk hadir.
Bahlika
pun menghadiri penobatan Yudistira dan memberinya kereta yang terbuat dari emas
murni. Selain itu Bahlika bersama keluarganya juga menghadiri permainan dadu
antara Duryodhana dan Yudhishthira.
Saat
perang bharatayudha, Bahlika ikut berperang dan memihak Kurawa. Ia turun dalam
peperangan bersama putranya yakni Somadata, beserta cucunya yaitu Burisrawa
yang juga memihak kubu Kurawa.
Mereka
diajak oleh Bisma, keponakan dan senapati Kurawa untuk bergabung dengannya.
Mereka pun ikut serta dalam perang dengan satu aksauhini atau satu divisi
pasukan perang.
Bisma,
putra Shantanu dan keponakannya menganggap Bahlika sebagai seorang Atirathi. Di
hari pertama pertempuran, Bahlika bertarung melawan Dhristaketu. Pada hari
kesembilan, Bhima, cicitnya sendiri menghancurkan kereta Bahlika; Namun, dia
diselamatkan oleh Lasmana Mandra Kumara anak Duryodana.
Pada
hari ketiga belas, dia ikut serta dalam pembunuhan Abimanyu namun ia bukan
partisipan aktif. Pada hari keempat belas, dia berperang melawan Panca Kumara
dan Srikhandi, secara bersamaan.
Pada
hari keempat belas perang, Bahlika membunuh Senabindu. Setelah itu, Satyaki
melawan putra Bahlika, Somadatta, dan menjatuhkannya hingga pingsan dengan
panahnya. Marah, Bahlika bergegas membantu putranya, namun ia bertemu Bima.
Bahlika
menyerang Bima dengan anak panah yang membuatnya mengigau. Setelah kesadarannya
pulih, Bima melemparkan gada ke kepala Bahlika, yang membuatnya terbunuh.
Perang
ini pun memutus garis keturunan Bahlika. Anak satu-satunya dan ahli warisnya,
Somadatta, serta putra tertua Somadatta yakni Bhurisravas, dibunuh oleh
Satyaki. Sembilan saudara Bhurisrawa juga tewas. Kedua putra Bhurisrawa,
yakni Pratipa dan Prajanya, dibunuh oleh Abimanyu pada hari ketiga belas
perang. (TB)