Lagu ogoh-ogoh pasti sudah tak asing lagi di telinga warga pencinta lagu pop Bali. Lagu ini diciptakan dan dinyanyikan oleh Ian Bero bersama Okid Kres.
Potongan liriknya yakni, “Tilem Kesanga nyaluk sandikala
Bulane mengkeb di durin ambune
Galang obor traktak nyinarin gumi
Uyut suryak tetabuhan gambelan beleganjur, saling ceburin…”
Lagu ini tercipta berkat kreativitas Ian Bero dan almarhum sepupunya, Okid Kres, pada tahun 1988.
Ian Bero, sosok di balik lagu yang penuh nuansa magis ini, tak hanya dikenal karena Ogoh-ogoh.
Pria bernama asli I Putu Remaja ini lahir pada 12 Oktober 1959 dan sejak muda sudah mencurahkan bakatnya di dunia musik.
Bersama Okid Kres (I Nyoman Ardika), yang lahir pada 18 Agustus 1961, Ian menciptakan karya yang mampu mengabadikan suasana mistis Tilem Kesanga dalam lagu.
Ian Bero memulai karier musiknya dengan gemilang lewat lagu Sopir Bemo, yang mengisahkan realitas kehidupan masyarakat urban Bali pada masa itu.
Lagu ini sukses besar di pasaran dan membawa Ian ke puncak popularitas. Melihat antusiasme pendengar, Ian melanjutkan kesuksesan tersebut dengan merilis album kedua berjudul Sopir Bemo II, yang juga diterima dengan hangat oleh masyarakat.
Tak berhenti di situ, Ian Bero kembali menciptakan album ketiga berjudul Luh Bulan, yang mengusung tema cinta dan kehidupan sosial.
Namun, album keempat berjudul Ogoh-ogoh menjadi titik penting dalam kariernya karena lagu tersebut hingga kini masih dinyanyikan di berbagai acara adat dan perayaan Nyepi.
Lagu ini dianggap mampu merepresentasikan semangat dan kearifan lokal Bali, khususnya dalam ritual Pengrupukan.
Meski usianya tak lagi muda, Ian Bero tetap aktif bermusik. Ia kerap tampil bersama grup New Aksi Pesona Bintang (NAPB) Tembang Kenangan Denpasar.
Kiprah Ian Bero dalam dunia musik Bali tak hanya memperkaya khasanah budaya lokal, tetapi juga menghidupkan kembali tradisi melalui lirik dan nada. Lagu-lagunya tak sekadar hiburan, melainkan juga media yang merekam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Bali. (TB)