Sosok Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si adalah cerminan dari dedikasi dan perjuangan panjang dalam dunia akademik, kebudayaan, dan pelayanan umat.
Dilantik sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu pada 16 September 2022 oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, Prof. Duija kini menjadi salah satu tokoh utama dalam pengembangan Hindu di tingkat nasional.
Sebagai Dirjen Bimas Hindu, visi Prof. Duija sangat jelas: membangun umat Hindu Indonesia yang inklusif, adil, dan berbasis pada nilai-nilai lokal yang kaya kearifan.
Ia menekankan pentingnya data yang terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat, penguatan tata kelola kelembagaan, serta pengambilan keputusan yang responsif terhadap dinamika sosial.
Prof. Duija lahir di Desa Bunutin, Bangli, Bali, pada 31 Desember 1967. Ia adalah anak kedua dari pasangan I Wayan Tatag dan Ni Ketut Sukerti, yang kini telah berpulang.
Sejak kecil, ia sudah menunjukkan kecintaan pada dunia pengetahuan dan spiritualitas.
Pendidikan dasar hingga menengah ia tempuh di Bangli dan Denpasar.
Ia menyelesaikan SD di Negeri 1 Bunutin (1981), melanjutkan ke SMP Negeri 3 Bangli (1984), dan menamatkan pendidikan menengah di PGAH Negeri Denpasar (1987).
Latar belakang pendidikan ini membentuk fondasi kuat yang akan membawanya menjadi akademisi dan pemimpin umat.
Tertarik pada nilai-nilai budaya dan agama Hindu, Prof. Duija menempuh pendidikan tinggi di Universitas Udayana dengan mengambil program Sastra Bali.
Ia lulus sebagai Sarjana Sastra pada tahun 1991. Rasa hausnya terhadap ilmu mendorongnya untuk melanjutkan ke jenjang magister dan doktoral di bidang Kajian Budaya di universitas yang sama. Gelar S2 ia raih pada 2000, disusul gelar doktor pada 2005.
Pemahaman mendalamnya tentang budaya Bali dan Hindu menjadi bekal penting dalam kiprahnya di dunia akademik dan pemerintahan.
Karier sebagai akademisi dimulai pada 2001 saat ia bergabung dengan Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar sebagai asisten ahli pada unit penelitian dan pengabdian masyarakat.
Ia terus menanjak, menjabat sebagai Sekretaris Direktur Pascasarjana (2003–2009), lalu menjadi Direktur Pascasarjana (2009–2013), dan akhirnya diangkat sebagai Rektor IHDN Denpasar untuk periode 2013–2017.
Tak hanya aktif di kampus, Prof. Duija juga terlibat dalam pelestarian budaya.
Pada tahun 2021, ia menjabat sebagai Ketua Komisi Penguatan Objek Sakral di Majelis Kebudayaan Bali, menunjukkan komitmennya terhadap pelindungan warisan budaya spiritual.
Prof. Duija adalah suami dari Ni Luh Yeni Rosani. Dalam kehidupan pribadi maupun publik, ia menjunjung tinggi nilai integritas, dedikasi, dan kebijaksanaan.
Perjalanan hidupnya adalah teladan bagaimana pendidikan, ketekunan, dan spiritualitas bisa menyatu dalam satu misi besar: membangun umat dan menjaga jati diri budaya. (TB)